+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Heavy and Noble Duty of God’s Words Proclamer

Heavy and Noble Duty of God’s Words Proclamer

PENYAMBUNG LIDAH TUHAN. Dipanggil dan dipercaya Tuhan untuk
melaksanakan tugas sebagai penyambung lidah Tuhan adalah pekerjaan yang
berat namun t sangat mulia.  Itu merupakan suatu anugerah, sebab tidak semua
orang dipercaya untuk melaksanakan tugas tersebut. 

Tentu merupakan hal yang mudah menyampaikan firman Tuhan kepada orang-
orang yang memiliki respons hati yang benar, yang hatinya mau dibentuk, mau
menerima teguran dan didikan, ibarat seorang menabur benih di tanah yang
subur atau gembur. 

Tapi bagaimana jika kita harus menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa
Israel, bangsa pemberontak dan durhaka terhadap Tuhan. Mereka disebut juga
bangsa yang keras kepala dan tegar hati. Tuhan bahkan mendeskripsikan bangsa
Israel seperti lingkungan yang penuh onak dan duri, penuh dengan kalajengking.
Artinya sebuah komunitas yang sangat tidak mudah untuk dihadapi. Tentu hal
tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan!  Itulah tugas yang
harus diemban oleh Yehezkiel, yaitu menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa
Israel.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “Heavy
and Noble Duty of God’s Words Proclamer (Tugas Pemberita Firman Tuhan yang
Berat dan Mulia)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 2:1-10. Sahabat,
mendapat penglihatan akan kemuliaan Allah memang hal yang luar biasa. Tetapi,
peristiwa tersebut diikuti dengan perintah yang tidak mudah.

Setelah melihat kemuliaan Allah, Yehezkiel diperintahkan untuk pergi kepada
bangsa Israel. Tentu bukan hal yang mudah karena mereka adalah bangsa

pemberontak yang melawan Allah, yang keras kepala dan tegar hati (ayat 3-4).
Namun, Allah tetap mengutus Yehezkiel sebagai nabi agar berada di tengah
bangsa itu. Bagaimana mungkin bangsa pemberontak itu mau mendengarkan
dirinya? Bisa jadi, bangsa itu berbalik melawan atau bahkan melukainya.

Allah tahu kegelisahan hati Yehezkiel. Karena itu, Allah berfirman: “janganlah
takut” dan “janganlah gentar” (ayat 6). Allah meneguhkan hati nabi yang diutus-
Nya agar tetap percaya kepada-Nya. Untuk itu, Allah menegaskan agar ia tetap
menyampaikan perkataan-Nya terlepas dari mereka mau mendengarkan atau
tidak (ayat 7).

Sahabat, secara sekilas hal ini terkesan seperti pekerjaan yang sia-sia, tetapi
sebenarnya tidak. Karena apa yang akan ia sampaikan adalah firman Allah yang
diberikan dalam wujud gulungan kitab (ayat 9-10).

Tuhan memanggil, menetapkan dan mengutus Yehezkiel menjadi pelayan-Nya,
demikian juga dengan setiap orang percaya dipanggil, ditetapkan dan diutus
untuk memberitakan firman-Nya. Tugas kita adalah memberitakan firman-Nya,
entah orang itu menolak atau menerimanya.

Sahabat, kerinduan Tuhan setiap orang hidup menurut kehendak-Nya. Marilah
kita merespons panggilan Tuhan. Ada kuasa yang Tuhan berikan yaitu Roh
Kudus yang akan memampukan kita untuk menjadi alat bagi kemuliaan Tuhan.
Tuhan menyertai dalam menyampaikan firman-Nya, dulu sekarang dan sampai
selama-lamanya. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah
beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh melalui perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami tentang: “Penyambung Lidah Tuhan”?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Beritakanlah firman,
siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”  (2 Timotius 4:2)

Leave a Reply