+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

God is The Assurance of our Future

God is The Assurance of our Future

LANGKAH IMAN. Ada beberapa pertimbangan ketika kita hendak membeli sebidang tanah. Aspek utama tentu saja tentang lokasi dan lingkungannya, status tanah, dan prospek tanah itu beberapa tahun ke depan. Ketika salah satu pertimbangan itu tidak terpenuhi, biasanya kita urung membelinya, mengingat pertimbangan-pertimbangan tersebut merupakan pedoman dasar ketika kita akan membeli sebidang tanah.

Perintah Tuhan itu kadang bertolak belakang dengan logika kita, tetapi saat kita menaatinya, kita akan menikmati janji Tuhan karenanya. Yeremia diperintahkan Tuhan untuk menebus ladang dari sepupunya di Anatot. Padahal di masa pemerintahan Zedekia, Babel sedang mengancam Yerusalem agar takluk dan tidak memberontak.

Yeremia sudah mendapatkan firman Tuhan bahwa Nebukadnezar akan menawan Zedekia dan menaklukkan Yerusalem. Dalam situasi seperti itu sungguh tidak menguntungkan menanam investasi berupa tanah. Siapa berani menjamin bahwa tanah tersebut akan tetap dapat dimiliki? Bagaimana kalau pasukan Babel menjarah tanah tersebut. Namun itulah perintah Tuhan dan Yeremia patuh. Surat-surat kepemilikan tanah itu kemudian disimpan dalam sebuah bejana tanah, supaya terpelihara dan kemudian hari bisa dimanfaatkan.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “God is The Assurance of our Future (Tuhan adalah Jaminan Masa Depan Kita)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 32:26-44. Sahabat, rancangan Tuhan ialah rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan, walaupun pengalaman kalah dari musuh bahkan ditawan dan dibuang ke negeri musuh seolah kecelakaan besar. Ternyata di mata Tuhan, itu bukan akhir segalanya, bahkan itu bukan suatu celaka.

Sahabat, berulang kali Tuhan, melalui Yeremia, telah memberitahu umat Yehuda bahwa pembuangan ke Babel merupakan rancangan Tuhan demi menegakkan keadilan-Nya. Namun, dengan tetap menyatakan kasih-Nya. Umat yang berdosa memang harus dihukum. Sekali lagi, dosa-dosa umat-Nya dipaparkan dengan begitu gamblang (ayat 30-35), sehingga penghukuman berupa pembuangan ke Babel sebenarnya masih ringan. Bukankah seharusnya mereka dimusnahkan?

Akan tetapi, pembuangan ke Babel juga harus dilihat dari perspektif kasih Allah. Karena Allah mengasihi umat-Nya maka Ia mau memurnikan mereka. Pembuangan ke Babel merupakan sarana pemurnian bagi umat-Nya. Dengan dilucuti dari semua hak dan fasilitasnya, umat Israel jadi hanya bisa bergantung kepada Tuhan. Memang mereka direndahkan dan dihinakan, tetapi tujuannya supaya kelak mereka bisa menerima kemuliaan. Maka selesai penghukuman, Allah bertindak memulihkan (ayat 36-41). Itulah bukti bahwa Allah tidak pernah berhenti mengasihi mereka.

Maka perintah Tuhan agar Yeremia membeli tanah ladang menjadi masuk akal. Rancangan Allah sudah jelas. Justru pembelian ladang tersebut merupakan tanda kepastian bahwa umat-Nya akan dipulihkan, tanah yang ditinggal tandus selama masa pembuangan akan kembali laku dijual pada hari pembebasan itu (ayat 42-44).

Sahabat, saat kita tidak memahami maksud Tuhan di dalam perintah-Nya yang harus kita laksanakan, maka laksanakan saja! Ketahuilah bahwa Tuhan memiliki maksud dan rencana yang tidak mungkin salah. Pada waktunya akan terbukti bahwa keputusan-Nya tak pernah keliru, bahkan kita yang percaya dan taat akan diberkati. Suatu bukti lagi bahwa Allah dapat kita ANDALKAN dan menjadi JAMINAN masa depan hidup kita. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Dari 19 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tetaplah setia dan taat firman, walau kadang kita tidak mengerti bahkan merasa perintah Tuhan tidak cocok dengan situasi dan kondisi kita saat ini. (pg).

Leave a Reply