Fasting Brings Recovery
BERPUASA. Masa Pra Paskah dimulai dengan Rabu Abu (22 Februari 2023)
sampai dengan Minggu Paskah (tidak termasuk hari minggu). Bila dihitung, maka
terdapat 40 hari masa Pra Paskah. Angka 40 sendiri diambil dari berbagai kisah
Alkitab, yang bermakna masa persiapan dan pengujian. Empat puluh tahun
bangsa Israel menempuh perjalanan setelah keluar dari tanah Mesir; 40 hari Musa
di gunung Sinai; 40 hari bangsa Niniwe bertobat dengan berpuasa; 40 hari Yesus
berpuasa di padang gurun; 40 hari Yesus terangkat ke surga sejak peristiwa
Paskah. Pada masa Pra Paskah, kita semua diundang untuk merefleksikan
peristiwa pengorbanan Kristus, yang oleh sebagian gereja dibarengi dengan
ajakan berdoa dan berpuasa.
Sejak awal Maret 2023 di layar kaca banyak ditayangkan iklan produk-produk
yang mengekspose anak-anak dan kaum muda yang mulai ikut berpuasa di Bulan
Ramadhan tahun ini. Maka saya bertanya kepada beberapa orang pemuda yang
di gerejanya setiap tahun selalu mengadakan program “Doa dan Puasa” selama
40 hari, “Apa yang kamu rasakan dan godaan yang apa yang kamu alami ketika
pertama kali mengikuti program Doa dan Puasa?”. Mereka dengan antusias dan
spontan menjawab: “Om, pada awalnya kami merasa pusing, lapar, susah
berpikir, susah konsentrasi dan perut keroncongan.” Sedangkan godaan yang
mereka alami yaitu kalau ada sohib yang mengajak mereka ngopi bareng.
Hari ini ketika kita sebagai komunitas orang percaya berada dalam masa Pra
Paskah dan sebagian besar umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa, saya
mengajak Sahabat untuk belajar dari kitab Yoel dengan topik: “Fasting Brings
Recovery (Puasa Membawa Pemulihan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yoel 2:12-27
dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, puasa yang benar sangat besar
kuasanya. Puasa yang benar menggerakkan tangan Tuhan untuk bertindak
sehingga segala perkara dapat terjadi, dari yang tidak mungkin menjadi sangat
mungkin; dan dari hal yang mustahil menjadi ya dan amin.
Dari Yoel 1:1-20 kita mendapatkan informasi tentang kondisi umat Israel pada
waktu itu yang sangat memprihatinkan. Secara manusia tidak ada lagi alasan
untuk berharap, sampai-sampai para petani menjadi malu, tukang-tukang kebun
anggur meratap karena gandum dan karena jelai, sebab sudah musnah panen
ladang. Pohon anggur sudah kering dan pohon ara sudah merana; pohon delima,
juga pohon korma dan pohon apel, segala pohon di padang sudah mengering.
Sungguh, kegirangan melayu dari antara anak-anak manusia (Yoel 1:11-12).
Sungguh mengerikan keadaan umat Israel pada waktu itu, bisa kita bayangkan
betapa hebat penderitaan yang mereka alami. Hasil ladang mereka musnah. Tiada
jalan lain selain datang dan berseru-seru kepada Tuhan memohon belas kasihan-
Nya, dan inilah jalan untuk dapat dipulihkan, yaitu berpuasa dengan sungguh,
“Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah
para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah Tuhan, Allahmu, dan
berteriaklah kepada Tuhan.” (Yoel 1:14).
Bila saat ini ada diantara Sahabat yang sedang mengalami sakit-penyakit yang
begitu berat, ada konflik yang cukup rumit dalam keluarga, mengalami kegagalan
dalam bisnis atau studi, yang secara manusia sudah tidak ada jalan atau
menemui jalan buntu; jangan sekali-kali menyerah pada keadaan dan tawar hati!
Ingatlah Tuhan selalu mempunyai cara untuk menolong umat-Nya. Selalu ada
jalan dalam Tuhan.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengoreksi diri, adakah hal-hal yang
tidak berkenan dalam kehidupan kita. Tuhan menghendaki kita merendahkan diri
dan berpuasa kudus agar kita berbalik pada-Nya, “… berbaliklah kepada-Ku
dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan
mengaduh.” (ayat 12). Menangis dan mengaduh mempunyai arti bertobat dengan
penuh penyesalan atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat.
Puasa yang disertai dengan pertobatan yang sungguh, benar-benar membawa
pemulihan bagi umat Israel dan umat Tuhan saat ini (ayat 23-27). Haleluya! Tuhan
itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah
beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini.
- Bagikan secara singkat pengalamanmu ketika melaksanakan program “Doa
dan Puasa” di gerejamu.
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Melalui doa dan puasa,
kita melatih diri untuk bisa menahan diri, berkomitmen, mendisiplin diri, melatih
kesabaran, dan juga sebagai sarana untuk pertobatan. (pg).