Daniel’s Prayer Answer
TETAPLAH BERDOA. Doa bukan jalan terakhir. Doa harus menjadi yang pertama dan utama. Jadi keliru jika kita baru ingat berdoa hanya ketika butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha yang lain-lain tidak membawa hasil. Itu sama saja dengan memperlakukan Tuhan sebagai penjaga gudang. Tempatnya di pojok, dipanggil sesekali kalau sedang dibutuhkan.
Doa kadang memang tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk menghadapi masalah. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa. Tetapi berkat doa, Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di Surga.
Doa bukan sekadar soal kata-kata, tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa seringkari merupakan kerja sama antara anugerah Tuhan dan usaha manusia. Percuma, misalnya, kita berdoa supaya terhindar dari pencobaan, tetapi kita terus nyerempet-nyerempet bahaya. Percuma kita berdoa supaya mendapat pekerjaan, tetapi kita tidak mau mencarinya. Percuma kita berdoa supaya orang-orang miskin ditolong, tetapi kita sendiri tidak mau menolong orang yang di depan kita yang jelas-jelas membutuhkan bantuan. Karena itu tetaplah berdoa.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “Daniel’s Prayer Answer (Jawaban Doa Daniel)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 9:20-27. Sahabat, ketika kita sedang di perantauan, terkadang muncul gejala yang disebut homesick (rasa rindu pada kampung halaman). Apalagi ketika situasi di perantauan sedang tidak menyenangkan, maka kerinduan pada kampung halaman terasa menyesakkan dada.
Gejala semacam itu muncul pada diri Daniel yang rindu akan negerinya (Kerajaan Yehuda). Perasaan kangennya bercampur haru dalam doanya. Tidak lama kemudian malaikat Gabriel kembali menemui Daniel (ayat 21).
Sebagai utusan Allah, Gabriel datang untuk menyampaikan berita bahwa doa Daniel dikabulkan Allah. Ia akan menganugerahkan akal budi untuk mengerti kebijaksaan kepada Daniel (ayat 23). Sebagai orang yang dikasihi Allah, Daniel diminta untuk fokus pada firman dan penglihatan itu dengan saksama.
Sahabat, dalam penglihatan tersebut, Daniel melihat deretan angka, yaitu: Tujuh puluh kali tujuh masa (ayat 24), enam puluh dua kali tujuh masa (ayat 26), dan satu kali tujuh masa (ayat 27). Deretan angka tersebut menandakan peristiwa yang bakal terjadi pada Bait Allah. Ketiga peristiwa itu memperlihatkan kehancuran dan pemulihan Bait Allah di Yerusalem.
Karena itu, Daniel merasa perlu untuk TETAP BERDOA kepada Allah. Doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh memampukannya menghadapi berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya di negeri Babel. Melalui doanya, Daniel belajar MEMPERTAHANKAN IMAN karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menjawab doanya.
Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, kita diajak untuk MENGHAYATI KEHIDUPAN DOA bersama Allah. Dalam doa, umat menyatakan pengakuan dosanya. Pengakuan itu mendatangkan pemulihan Allah dan pembaruan hidup.
Melalui doa, umat juga mendapat peneguhan Allah yang dinyatakan melalui kebenaran-Nya yang ada dalam Alkitab. Sebab itu, BERDOA dan MEMBACA ALKITAB merupakan TINDAKAN KONKRET yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang percaya. Melalui doa dan membaca Alkitab, umat ditegur dan diingatkan untuk tidak hidup dalam dosa. Umat juga dikuatkan bahwa Allah yang penuh kasih dapat dijadikan BATU SANDARAN yang TEGUH. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawabalah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang dapat Sahabat peroleh dari bacaan kita pada hari ini?
- Dari 8 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan pernah menyerah pada keadaan, justru dalam kondisi sulit kita harus terus mencari Dia, seperti yang dilakukan Daniel. (pg).