+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Thank God There are some FAITHFUL PEOPLE Still

Thank God There are some FAITHFUL PEOPLE Still

MELAKUKANNYA  DENGAN SETIA. Di Zaman Now, salah satu karakter yang tidak mudah ditemukan dalam diri manusia adalah kesetiaannya.  Jarang sekali orang mau setia ketika apa yang diharapkan tidak seperti kenyataan.  Orang mau setia apabila ada upah!  Inilah kenyataan hidup saat ini. 

Begitu juga dalam mengikut Tuhan, seringkali kita tidak setia.  Hati kita mudah berubah.  Tidak sedikit yang awal mulanya begitu setia melayani Tuhan, namun seiring berjalannya waktu, kesetiaan itu mulai luntur.  Terbentur masalah, kita tidak lagi setia melayani Tuhan. 

Sepertinya kesetiaan kita kepada Tuhan tergantung CUACA.  Ketika hati lagi mendung kita tidak lagi bersemangat;  di kala hati lagi cerah kita menggebu-gebu untuk Tuhan.  Namun haruslah kita ingat bahwa untuk meraih segala sesuatu (mimpi, cita-cita, harapan, target, dan sejenisnya) dibutuhkan KESETIAAN.  Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti akan membuahkan HASIL  secara MAKSIMAL apabila kita MELAKUKANNYA dengan SETIA.

Syukur kepada Tuhan kalau hari ini kita dapat belajar dari bagian terakhir dari kitab Ratapan dengan topik: “Thank God There are some FAITHFUL PEOPLE (Syukur Masih Ada ORANG yang SETIA)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ratapan 5:1-22 dengan penekanan pada ayat 19-22. Sahabat,  pasal terakhir dari Kitab Ratapan ini berisi sebuah doa syafaat. Dalam syafaatnya, Yeremia mengakui bahwa Allah yang memberikan hukuman kepada Yerusalem masih mau mendengar seruan umat-Nya. Ia akan merespons kesungguhan hati mereka dengan AMPUNAN.

Pada ayat 2-18 Yeremia melukiskan keadaan orang-orang Yehuda yang dibuang di negeri Babel. Kemudian Kitab Ratapan ini diakhiri dengan doa harapan akan KEMURAHAN ALLAH (ayat 19-22).

Sahabat, dalam doanya, Yeremia memohon agar Tuhan mengingat kondisi umat-Nya dalam masa pembuangan. Mereka sangat lelah karena segala derita dan aniaya yang dilakukan bangsa Babel. Di sini Yeremia mewakili generasi kedua dari bangsa Yehuda untuk mengungkapkan isi hati mereka (ayat 7). Mereka mau agar hukuman atas perbuatan dosa yang dilakukan orangtua mereka jangan lagi ditanggungkan kepada diri mereka.

Di sini kita melihat bagaimana Yeremia mewakili umat berdialog dengan Tuhan. Ia bertanya mengapa Tuhan melupakan mereka dan mengapa mereka harus mengalami penderitaan yang sangat lama (ayat 20)? Yeremia juga menyadari bahwa dosa mereka yang menyebabkan semuanya itu terjadi. Sebab itu, ia berdoa agar Tuhan berkenan membawa umat kembali kepada-Nya dan membarui kehidupan mereka.

Sahabat, hal tersebut di atas menunjukkan bahwa selalu ada orang-orang yang masih takut akan Tuhan di tengah kemerosotan moral dan penderitaan yang dialami. Mereka masih MEMELIHARA KESETIAAN IMAN kepada Tuhan. Mereka selalu mendidik anak-anaknya dalam iman. Karena itu, generasi kedua ini tahu apa yang dialami oleh bangsanya dan apa penyebabnya. Mereka pun berefleksi dan berdialog dengan Tuhan.

Sejarah bangsa Yehuda mengingatkan kita bahwa selalu ada ORANG-ORANG  yang MASIH SEETIA  kepada Tuhan di tengah angkatan yang bobrok. Merekalah yang akan menarik bangsanya dekat dengan Tuhan sehingga PEMULIHAN  itu TERJADI. Kita harus yakin dan bersyukur bahwa pada masa kini juga ada orang-orang seperti itu. Berdoalah agar Tuhan menjadikan kita ORANG YANG SETIA  di mana pun kita berada. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarakan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tidak ada orang yang dapat kembali ke masa lalu, tetapi setiap orang dapat memulai dan membuat suatu akhir yang baru. (pg).

Leave a Reply