Live as CHILDREN of LIGHT
CAP GO MEH. Perayaan Tahun Baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa, dan berakhir pada tanggal ke-15 di bulan yang sama. Perayaan yang dilakukan pada tanggal ke-15 setelah Tahun Baru Imlek itu dikenal dengan nama: Perayaan Cap Go Meh.
Tahun ini, perayaan Cap Go Meh jatuh pada hari Minggu, 5 Februari 2023, atau lima belas hari setelah perayaan Tahun Baru Imlek yang tahun ini jatuh pada hari Minggu, 22 Januari 2023.
Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien. Cap go artinya 15, sedangkan meh artinya malam. Jadi Cap Go Meh artinya malam kelima belas. Sebutan Cap Go Meh hanya dikenal di Indonesia saja. Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari bahasa Hokkien. Beberapa sumber ada yang menyatakan bahwa perayaan Cap Go Meh bertujuan untuk menghormati dewa tertinggi di Dinasti Han.
Cap Go Meh dalam konteks internasional disebut juga dengan Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion). Sedangkan di wilayah Tiongkok, perayaan tersebut dikenal sebagai Yuánxiojié atau Shàngyuánjié.
Sejarah Cap Go Meh dapat ditelusuri hingga era Dinasti Han, sekitar tahun 206 SM hingga 220 M. Saat itu, para biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke-15 Tahun Baru Imlek untuk menghormati Sang Buddha. Ritual tersebut kemudian diadopsi oleh masyarakat umum dan menyebar hingga ke seluruh China serta beberapa wilayah Asia.
Dalam rangka memperingati Perayaan Cap Go Meh pada hari ini, saya mengajak Sahabat untuk merenungkan firman Tuhan dari Surat Efesus dengan topik: “Live as CHILDREN of LIGHT (Hidup sebagai ANAK-ANAK TERANG)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Efesus 5:1-14 dengan penekanan pada ayat 8. Sahabat, salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi adalah tidak berfungsinya lampu penerang pada jalan dan pada kendaraan. Dalam kondisi yang gelap, pengendara mesti ekstra hati-hati. Kondisi gelap dalam perjalanan sungguh membahayakan keselamatan.
Dalam perjalanan hidup di dunia, manusia juga membutuhkan penerang yang menjamin keselamatan. Tanpa penerang hidup, manusia akan menjalani hidup asal hidup, tak punya tujuan yang jelas, serba salah, sehingga bukan keselamatan yang diperoleh, tetapi kecelakaan dan kematian.
Namun, syukur kepada Allah, Yesus Kristus hadir dan berkarya di dunia, menyatakan JALAN TERANG, kebenaran dan hidup yang sejati. YESUS adalah TERANG DUNIA yang memanggil manusia keluar dari jalan kegelapan. Oleh karena Dia, kita yang percaya kepada-Nya menjadi ANAK-ANAK TERANG (ayat 8). Artinya, kita adalah penerang hidup dalam perjalanan manusia di dunia. Melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita, kita seharusnya hidup dalam iman, pengharapan dan cinta kasih. Kita berbuah kebaikan, kebenaran, dan keadilan bagi dunia ini (ayat 9).
Kalau mau jujur, kita mungkin belum sungguh menjadi penerang hidup. Keserakahan, kekerasan dalam rumah tangga atau keluarga (termasuk kepada anak-anak), dan ketidakadilan masih terjadi dalam hidup kita. Dunia semakin hari semakin diliputi oleh kegelapan yang pekat karena kejahatan manusia yang semakin memuncak! Kegelapan hanya dapat dikalahkan oleh terang.
Sahabat, sepekat apa pun kegelapan itu, terang tetap mampu menembusnya. Sebagai anak-anak terang kita harus mampu MENEMBUS dan MENGALAHKAN KEGELAPAN DUNIA melalui KETELADANAN hidup kita. Keteladanan itu jauh lebih dahsyat kekuatannya daripada perkataan semata. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita gagal menjadi terang bagi dunia selama hidup kita tidak bisa menjadi teladan! (pg).