+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Disobedience of the Kings

Disobedience of the Kings

MENJADI TELADAN. Usia tidak selalu menjadi faktor penentu seseorang dapat menjadi teladan. Orang yang sudah senior belum tentu dapat menjadi teladan, sebaliknya orang yang masih belia bisa saja menjadi teladan. Untuk dapat menjadi teladan  juga tidak ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang, kekakayaan, dan posisi atau jabatannya.

Sesungguhnya keteladanan tidak hanya sebatas pengertian, pembelajaran, atau pemahaman belaka. Keteladanan harus dinyatakan dan diperlihatkan sebagai sebuah gaya hidup, bukan hanya sebatas sebuah tindakan saja.

Ada cukup banyak orang ingin memberi teladan dengan cara memerhatikan orang yang membutuhkan, namun sayangnya hanya sebatas retorika yang diperlihatkan dalam sebuah tayangan di televisi atau di radio, sebagai suatu acara atau program atau kampanye,  dan bukan sebuah gaya hidup. Kita sebagai orang percaya harus dapat menjadi teladan, sehingga  kita dapat benar-benar menjadi panutan.

Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Disobedience of the Kings (Ketidaktaatan Raja-Raja)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 22:13-30. Sahabat, bacaan kita pada hari  ini berisi nubuat kepada dua raja Yehuda, yaitu Yoyakim dan Konya. Kepada Yoyakim disampaikan teguran Tuhan karena ia memerintah secara lalim, hanya mencari untung sendiri, bahkan tega memeras dan menumpahkan darah orang lain. Karena itu, tidak akan ada orang yang meratapi kematiannya (ayat 18 dan 19).

Kepada Konya juga disampaikan mengenai kesusahan yang akan ia alami, yaitu ia akan dibuang ke Babel dan tidak akan ada lagi keturunannya yang menjadi raja Yehuda (ayat 24-30).

Yoyakim dan Konya adalah anak dan cucu dari Raja Yosia. Yoyakim menjadi raja menggantikan saudaranya, Yoahas, yang ditawan Firaun Nekho ke Mesir. Raja Yosia merupakan raja yang melakukan keadilan dan kebenaran (ayat 15 dan 16). Yosia juga melakukan pembaruan iman dan hidup keagamaan di Yehuda dan berbalik untuk beribadah hanya kepada Tuhan. Tidak pernah ada, baik sebelum dan sesudahnya, seorang raja Yehuda yang sepenuhnya mengasihi Tuhan seperti Yosia (2 Raja-Raja 23:25).

Sayangnya, segala kebaikan dan kebenaran yang dilakukan Yosia TIDAK   DITELADANI dan DIIKUTI oleh anak cucunya. Yoyakim dan Konya seharusnya memilih untuk menjadi raja yang baik seperti Yosia, tapi  mereka justru memilih untuk mengabaikan keteladanan Yosia. Mereka memerintah menurut pandangan dan kehendak mereka sendiri. Itu semua membuat mereka jatuh ke dalam kejahatan dan penderitaan.

Kata pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, tetapi dalam hidup beriman sering kita jumpai hal yang tidak demikian. Memiliki orang tua yang baik dan berhasil, tidak menjamin anak-anaknya akan demikian. Begitu pula sebaliknya, memiliki orang tua yang lalim dan gagal, tidak berarti anak-anaknya akan demikian juga. Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri (bdk. Yeremia 31:29-30; Yehezkiel 18:1-32).

Sahabat, dalam kehidupan ini ada banyak sekali teladan baik yang bisa kita lihat, pelajari, dan ikuti demi menjadi orang baik dan dikenan Tuhan. Entah dari orang lain, orang tua, sahabat, pimpinan, bahkan anak-anak. Karena itu pilihlah teladan yang baik, yang dapat memberi kehidupan dan keselamatan, serta sesuai dengan kehendak Tuhan! Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jadilah teladan yang baik di mana pun kita berada: Di dalam keluarga, di lingkungan tempat tinggal, di sekolah, di kantor, dan di mana saja. (pg).

Leave a Reply