To Who do you TRUST?
UMAT PILIHAN. Umat Allah dipanggil secara khusus untuk menjadi umat pilihan. Umat dipanggil untuk berbeda dari bangsa-bangsa lain. Menyembah Allah yang berbeda dari sesembahan bangsa-bangsa lain. Memiliki cara hidup yang berbeda dari cara hidup bangsa-bangsa lain.
Namun apa yang terjadi? Justru teguran keras disampaikan oleh nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda , karena mereka telah menyimpang dari jalan-jalan Tuhan, bahkan melakukan kekejian di mata Tuhan. Mereka tidak lagi berbakti kepada Allah yang hidup tetapi justru menyembah berhala. Bangsa Yehuda lebih memilih berhala daripada Allah; ini merupakan pelecehan terhadap kekudusan bait-Nya dan penolakan terhadap kuasa Allah.
Bangsa Yehuda tidak menyadari bahwa pilihan hidup yang salah tersebut berakibat sangat fatal; bukan saja mereka menjadi bangsa yang ditolak dan dibuang oleh Allah, mereka juga mengalami bencana yang mengerikan.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “To Who do you TRUST? (Kepada Siapa Kamu PERCAYA?)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 10:1-16 dengan penekanan pada ayat 12-13. Sahabat, dalam hidup ini, siapakah yang kita andalkan? Sebagian besar manusia lebih suka mengandalkan yang kelihatan dan yang seakan memberi bukti-bukti. Oleh karena itu begitu mudahnya orang tertipu dengan iklan, perkataan yang menggiurkan, promo yang wouw, dan banyak lagi yang lain. Manusia demikian mudah tertipu dengan anggapannya sendiri.
Maka Allah memperingatkan umat agar tidak mengikuti kebiasaan bangsa lain dalam mencari fenomena benda-benda angkasa untuk mengetahui kehendak dewa-dewa mengenai masa depan mereka (ayat 1-2). Lalu abnormalitas di langit dipandang sebagai tanda dari surga. Jika itu menandakan bahwa masa depan mereka akan buruk, maka suatu ritual tertentu harus dilakukan untuk menangkal yang buruk itu.
Allah menyatakan bahwa penyembahan kepada patung berhala merupakan suatu pikiran yang tidak rasional, karena patung berhala tidak memiliki sifat Ilahi. Patung berhala hanyalah kayu belaka (ayat 3) yang kemudian diperindah oleh tangan manusia (ayat 4). Lalu kuasa apa yang terdapat pada patung seperti itu? Patung seperti itu tidak lebih dari orang-orangan sawah yang hanya bisa menakut-nakuti burung. Maka sungguh menggelikan bila orang menyembah sesuatu yang tidak bisa memberikan perintah, nasihat, penghiburan, atau pertolongan kepada orang-orang yang menyembah dia. Seharusnya orang-orang yang menyembah patung menjadi malu.
Jadi, tidak mungkin membandingkan patung-patung berhala itu dengan Allah. Patung berhala hanya buatan manusia, yang suatu saat akan hancur. Namun Allah adalah Pencipta. Segala sesuatu di kolong langit ini ada karena kuasa-Nya. Hujan, angin badai, dan kilat merupakan kesaksian akan kuasa Allah (ayat 12-13).
Sahabat, dengan perbandingan yang tak sebanding itu, masihkah kita merasa tidak aman bila menyerahkan masa depan kita ke tangan Allah yang Mahakuasa itu? Masihkah terbesit di hati dan pikiran kita: Sebaiknya siapa yang kita percaya dalam hidup kita? Kepada siapa kamu percaya? Yang sudah memberi bukti kasih, penyertaan dan keselamatan? Ataukah kita mau berserah setia kepada illah-illah zaman yang penampilannya menggoda kita untuk kita percaya sekalipun kenyataannya apa yang ditawarkan adalah semu dan kosong? Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati kita: Percayalah kepada Tuhan saja, karena Dia Allah yang hidup dan berkuasa! (pg).