IMMODEST ADVICE of A Friend
VULGAR. Apa itu? Vulgar itu suatu tutur kata, perilaku atau perbuatan yang kasar, tidak sopan, barbar atau brutal.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ayub dengan topik: “IMMODEST ADVICE of A Friend (NASIHAT VULGAR Seorang Sahabat)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 22:1-30. Sahabat, LAI memberi judul Ayub 22: Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari dosanya yang besar.
Mencengangkan NASIHAT (ANJURAN) Elifas yang terakhir ini sungguh VULGAR. Ia bagaikan seorang polisi yang memaksa dan menganiaya satu-satunya tersangka yang ada di tangannya. Sekonyong-konyong Elifas menghujani Ayub dengan pelbagai tuduhan, yang entah muncul dari mana. Kita tahu jelas tuduhan itu bertolak belakang dengan karakter Ayub (Ayub 1). Elifas diperkenalkan sebagai seorang Ayub, dengan demikian seharusnya dia mengenal pribadi Ayub dengan baik.
Sahabat, serangan kepada Ayub makin brutal! Kali ini, Elifas menyerang langsung kepribadian Ayub. Bagi Elifas, Ayub sama sekali tak bermanfaat, baik bagi Allah maupun bagi sesama (ayat 1-10). Menurut Elifas, pengakuan Ayub akan hikmat dan kesalehan pribadinya adalah bohong, karena kenyataan bahwa ia sudah diadili dan dihukum Allah membuktikan bahwa Allah sama sekali tak memandang Ayub sebagai seorang yang benar di hadapan- Nya (Ayub 21:1-4).
Selain itu, Ayub dituduh secara keji sebagai berlaku lalim kepada sesama, mulai dari pemerasan orang yang tak berdaya, keengganan menolong orang melarat, dan tindakan semena-mena sebagai tuan tanah. Jadi, wajar bila hidupnya dilanda bencana dahsyat (ayat 5-10).
Elifas menuduh Ayub melakukan tindakan lalim yang bersumber dari sikap tidak menghormati Allah, yang digambarkan dengan beberapa kalimat berikut: “Tahu apa Allah? Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang gelap?” (ayat 13), “Pergilah dari kami! Yang Mahakuasa dapat berbuat apa terhadap kami?” (ayat 17). Oleh sebab itu, satu-satunya harapan Ayub adalah pertobatan, yakni berdamai dengan Allah melalui menaati firman- Nya, berdoa dan merendahkan diri di hadapan-Nya, serta mengutamakan Allah seperti menghargai emas (ayat 21-27).
Sahabat, niat dan usaha Elifas membantu Ayub perlu dihargai dan ditiru. Kesungguhannya berharap agar Ayub segera terlepas dari segala penderitaannya patut diteladani. Namun, kesungguhan itu harus disertai kepekaan atas penderitaan orang-orang di sekitar kita. Tindakan Elifas yang harus dihindari adalah sikap menganggap diri paling benar dan keberanian memakai nama Allah untuk memaksakan kehendak. Saat menolong sesama, pelajarilah kondisinya secara teliti, supaya kita dapat bertindak dengan bijak, elegan, dan sopan.
Tuhan menciptakan manusia dengan akal budi sesuai citra-Nya. Untuk berfungsi sesuai citra Tuhan itu, kita perlu menggunakan akal budi. Apa yang terjadi dengan Elifas, Bildad, dan Zofar adalah contoh ketidakmampuan orang menggunakan akal budinya, sehingga mereka tidak bisa menjadi citra Tuhan yang baik dalam hidup mereka. Dalam beberapa dialog yang sudah kita pelajari, kita melihat sebuah konsekuensi fatal gaya hidup orang-orang yang mengklaim mencintai Tuhan, ternyata kurang bijak dalam menggunakan segenap akal budinya. Haleluya. Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ketika ada masalah jangan hanya minta jawaban, kesembuhan atau pemulihan saja, tetapi mintalah supaya Tuhan menyatakan maksud dan rencana-Nya atas kita melalui masalah atau penderitaan yang sedang diizinkan untuk kita alami. (pg).