+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Growing in Knowledge of God

Growing in Knowledge of God

BERTUMBUH. Hampir semua orang pasti rindu bertumbuh. Ada banyak orang yang ingin sekali bisa bertumbuh tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya sehingga mereka sendiri tidak bisa bertumbuh. Supaya dapat bertumbuh, kita perlu mengikuti tiga langkah dengan urutan sebagai berikut:

Untuk bisa bertumbuh, kita perlu mengenal Allah. Karena kalau kita tidak mengenal Dia, kita tidak bisa dekat dengan Tuhan. Kita tidak bisa tahu siapa Allah kita sebelum kita mengenal Dia. Karena itu, langkah pertama: MENGENAL ALLAH.

Setelah mengenal, baru kita bisa mengasihi Allah. Ada  pepatah mengatakan: “Tak kenal maka tak sayang.”. Jadi kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa mengasihi Allah. Makin kita mengenal Allah, makin kita mengasihi Allah. Jadi langkah kedua: MENGASIHI ALLAH.

Nah, setelah mengasihi Allah, baru kita mengikuti   langkah yang ketiga: MELAYANI ALLAH. Kalau pelayanan itu merupakan hasil dari kasih kita kepada Allah,  pelayanan kita pasti DASYAT. Pelayanan kita akan BERBUAH lebat. Pelayanan kita pasti BERDAMPAK.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ayub dengan topik: “Growing in Knowlegde of God (BERTUMBUH dalam PENGENALAN akan ALLAH)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ayub 23:1 – 24:25. Sahabat, LAI memberi judul Ayub 23: “Ayub ingin membela diri di hadapan Allah” dan Ayub 24: “Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan.”

Ayub pasal 23 dan 24 menggambarkan iman, kejujuran, integritas, dan kegamangan Ayub. Dalam pasal 23 kita menjumpai bahwa Ayub percaya Tuhan berdaulat, bahkan atas kondisinya yang tak menyenangkan; Tuhan adil dan tidak berubah dan Ia akan mendengar perkaranya. Melalui berbagai pencobaan berat, Ayub tetap memiliki IMAN yang KOKOH  kepada Tuhan yang disembahnya.

Dalam Ayub 23:6-12 kita dapati bahwa iman Ayub ternyata bukan iman gampangan yang keluar dari buku teks. Kita jumpai juga bahwa Ayub bergumul dengan MISTERI Tuhan, sementara ia berpegang pada Firman Tuhan. Di tengah kesulitan yang tak bisa ia pahami, Ayub tetap berintegritas di hadapan Tuhan. Ketika Tuhan yang dia kira dikenalnya mengizinkan kejutan-kejutan besar dan kepahitan hidup, dia tetap percaya pada karakter Tuhan. Namun di sisi lain, penderitaannya membawa kegamangan hatinya kepada Tuhan (ayat 16-17).

Sahabat, sikap Ayub berbeda sekali dengan ketiga sahabatnya yang secara membabi buta berpegang pada iman mereka yang mungkin hebat tetapi lugu. Mereka tak kuasa berhadapan dengan kenyataan hidup, sehingga penilaian dan sikap hidup mereka menjadi tidak sinkron dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Beda dengan Ayub yang sadar bahwa iman, pengetahuan, pengalaman hidupnya, TIDAKLAH SEBERAPA.  Karena itu, ia izinkan Tuhan membentuknya, walaupun ia sendiri tidak mengerti APA dan DIMANA  letak KESALAHANNYA.

Selanjutnya dalam pasal 24, Ayub memaparkan serangkaian peristiwa yang tak ia pahami. Entah kenapa, Tuhan membiarkan kejahatan terjadi atas hidupnya. Kendati pun ia tetap beriman, dalam kematangan perjalanan imannya ia menemukan semakin lama SEMAKIN BANYAK PERTANYAAN  yang MUNCUL dan SEMAKIN SEDIKIR JAWABAN  yang ia DAPATI.

Sahabat, terkadang Tuhan membawa kita melalui puncak, lembah, dan kelokan yang tak terduga dan sama sekali asing. Itulah saatnya IMAN BERTUMBUH akan PENGENALAN  terhadap TUHAN. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Ayub 23:11-12?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hiduplah dalam kesabaran Tuhan, dan tidak buru-buru menghakimi, baik orang lain, juga Tuhan. (pg).

Leave a Reply