FEAR of GOD is the KEY of BLESSINGS
TAKUT AKAN TUHAN. Takut yang bagaimana? Takut akan Tuhan merupakan unsur penting dalam kehidupan orang percaya. Ada banyak di antara kita yang takut akan banyak hal, seperti takut akan Kecoak, takut akan ketinggian, takut akan keramaian dan sebagainya. Takut akan Tuhan bukanlah seperti itu. Pengertian takut akan Tuhan menjadi jelas jika kita mengerti siapa dan seperti apa Tuhan itu.
Takut akan Tuhan berbicara tentang kekuatan, kebesaran, otoritas dan kekudusan Tuhan. Takut akan Tuhan di sini merupakan wujud rasa takut dalam arti positif. Artinya kita menghormati Dia karena kebesaran-Nya, kekudusan-Nya, keadilan-Nya dan juga kebenaran-Nya.
Takut akan Tuhan merupakan ketetapan hati dan pikiran orang percaya yang tidak mau mengecewakan Tuhan melalui pikiran, ucapan dan tindakannya sebagai ekspresi kasih kepada-Nya. Jadi orang yang takut akan Tuhan akan berusaha untuk hidup seturut firman-Nya, menjauhkan diri dari segala bentuk dosa dengan kerelaan hatinya sendiri, bukan karena terpaksa atau karena dorongan dari orang lain.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “FEAR of GOD is the KEY of BLESSINGS (TAKUT AKAN TUHAN KUNCI MENUAI BERKAT)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 5:20-31 dengan penekanan pada ayat 24. Sahabat, ungkapan “takut akan Tuhan” menjadi salah satu ungkapan yang paling banyak disebut, diajarkan, ditulis, dan dikhotbahkan di kalangan orang percaya. Topik yang sama juga banyak disebut dalam Alkitab sejak Perjanjian Lama karena Allah menginginkan setiap manusia, tidak hanya umat-Nya, menjalani kehidupan ini dengan takut akan Dia.
Wujud sikap takut akan Tuhan adalah taat melakukan kehendak-Nya, sebagaimana Kristus telah memberikan teladan bagaimana Ia taat melakukan kehendak Bapa, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Karena itu kita wajib mengikuti jejak-Nya yaitu hidup dalam KETAATAN. Kekristenan tanpa memiliki rasa takut akan Tuhan adalah sia-sia!
Hidup takut akan Tuhan adalah hidup yang penuh hormat kepada Tuhan, yang ditandai dengan rasa takut untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan, sehingga dengan penuh komitmen kita mengasihi Tuhan dan menempatkan Dia sebagai yang terutama dan utama dalam hidup ini.
Sahabat, secara sepihak kita seringkali menuntut Tuhan untuk memberkati atau menggenapi janji-janji-Nya, tetapi kita sendiri tidak mau membayar harganya. Adakalanya Tuhan mengizinkan masalah terjadi dalam hidup kita sebagai bagian dari proses pendewasaan iman, namun tidak sedikit masalah harus kita alami sebagai akibat dari ketidaksungguhan kita dalam mengikut Tuhan atau kita tidak takut akan Tuhan.
Padahal takut akan Tuhan adalah kunci utama untuk kita mengalami BERKAT-BERKAT Tuhan. Tuhan pasti akan mengerjakan bagian-Nya yaitu memberkati kita, asalkan kita juga mengerjakan bagian kita yaitu takut akan Dia (Mazmur 112:1-3).
Sahabat, kesadaran akan hal tersebut membuat seseorang berhati-hati menjalani hidupnya, karena suatu saat nanti, ia juga akan berdiri di hadapan Sang Hakim yang menilai segenap hidupnya. Penghakiman ilahi yang menakutkan bagi orang berdosa, tetapi menentramkan hati bagi mereka yang telah dibenarkan melalui karya salib Kristus. Kiranya kita dimampukan untuk menjalani hidup ini dengan kadar takut akan Allah yang semakin tinggi. Haleluya. Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 19?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sudahkah kita menjadikan takut akan Tuhan sebagai bagian dari kehidupan kita sehari- hari yang kita hidupi? (pg).