Back to God
TEGAR TENGKUK. Dalam Alkitab, Tuhan beberapa kali menyatakan bahwa bangsa Israel merupakan bangsa yang tegar tengkuk. Bangsa yang keras kepala. Bangsa yang keras hati. Susah untuk dibentuk dan susah untuk bertobat.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Back to God (Kembalilah kepada Tuhan)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 8:4-17. Sahabat, orang yang jatuh pasti memiliki keinginan untuk bangun kembali. Inilah sebuah harapan akan terjadinya sebuah pertobatan bagi diri seseorang. Apa yang kita pikirkan jika ditanya tentang pertobatan? Mungkin kita bisa sepakat bahwa pertobatan berarti kembali ke jalan Tuhan yang benar dan tidak mengulang berbuat dosa.
Sindiran pertobatan, Allah sampaikan kepada bangsa Israel melalui nabi Yeremia. Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali? (ayat 4). Pertanyaan tersebut bermaksud menyampaikan, bahwa ketika sudah diperingatkan masakan tidak ada pertobatan dari umat Israel ketika mereka telah berbuat dosa dan menyimpang dari jalan Allah?
Namun umat Tuhan ternyata benar-benar tegar tengkuk. Mereka berdosa, tetapi tidak mau mengakui kesalahan mereka dan bertobat (ayat 5-6). Lebih lanjut Tuhan membandingkan mereka dengan burung ranggung, burung tekukur, burung layang-layang, dan burung bangau yang bermigrasi pada musim-musim tertentu. Secara instingtif tahu kapan mereka harus berbalik arah dan terbang ke tempat tertentu (ayat 7). Namun umat Tuhan yang mengaku memiliki Taurat tidak tahu kapan harus mengubah hidup, kembali kepada Tuhan (ayat 8-9).
Sahabat, lebih memalukan ternyata para pemimpin agama pun tidak jauh berbeda. Mereka melakukan tipu daya terhadap umat dan sedikit pun tidak merasa malu (ayat 11-12).
Ketika umat diibaratkan seperti pohon, ternyata pohon itu tidak menghasilkan buah, seperti yang diharapkan oleh si pemilik pohon (ayat 13).Tak heran bila Allah murka atas umat sehingga akan menghukum mereka. Harta milik mereka, bahkan istri-istri mereka pun akan dirampas oleh musuh (ayat 10).
Musuh bagaikan ular beludak yang memagut dengan bisanya yang mematikan (ayat 17). Dalam situasi seperti itu, nyata bahwa damai sejahtera yang dikumandangkan oleh para pemimpin agama (ayat 11 dan 15) hanyalah janji kosong yang tak pernah terwujud. Karena yang datang kemudian adalah musuh yang menyerbu dari Utara, dengan jumlah tentara yang sangat besar (ayat 16).
Sahabat, hukuman yang berat itu harus dialami oleh umat Tuhan karena mereka terus menerus melakukan dosa, tanpa pernah memilki kesadaran untuk bertobat dari dosa-dosanya dan kemudian berbalik kembali kepada Tuhan.
Sesungguhnya hal tersebut menjadi peringatan keras bagi kita untuk tidak hidup di dalam dosa. Karena itu marilah kita introspeksi diri: Adakah dosa yang masih terus menerus bercokol dalam hidup kita? Adakah dosa yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan? Apakah dosa itu menghalangi pertumbuhan kerohanian kita?
Ingatlah bahwa setiap pelanggaran terhadap firman Tuhan hendaknya kita bereskan dengan segera. Maka mintalah pengampunan dari Allah dan tinggalkanlah jalan dosa itu. Jangan sampai Tuhan menganggap kita lebih bodoh daripada burung-burung! Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Buktikanlah kasih kita kepada Tuhan dengan selalu melakukan perintah-Nya seumur hidup kita. (pg).