+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

The Wise Calling

The Wise Calling

Sahabat, hampir tidak ada orang yang mau disebut sebagai ORANG BODOH. Tetapi ironisnya ada cukup banyak orang yang menjalani hidup sebagai orang bodoh, yaitu hidup mengabaikan nasihat dan didikan firman Tuhan.

Kitab Amsal dan Pengkhotbah banyak berbicara tentang kebodohan dan hikmat. Ketika Alkitab berbicara tentang kebodohan, maka yang dimaksudkan dengan kebodohan itu bukan dalam arti kecerdasan  intelektual, tingkat pendidikan atau gelar sesesorang; tetapi selalu berhubungan dengan pengabaian didikan firman dan tidak takut akan Tuhan.

Sangat menarik, pertama kali muncul di dalam kitab Amsal, orang bodoh dikontraskan dengan orang yang takut akan Tuhan. “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal 1:7).

Sesungguhnya bijak atau bodoh selalu berkaitan dengan firman Tuhan. Orang yang bijaksana adalah orang yang senantiasa mendengarkan nasihat firman Tuhan. Allah memanggil kita untuk tidak menjadi bodoh, melainkan MENJADI BIJAK, yaitu mendengarkan didikan firman Tuhan. The Wise Calling.

Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Pengkhotbah dengan topik: “The Wise Calling”. Bacaan Sabda saya ambil dari Pengkhotbah 10:1-20. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, Pengkhotbah memaparkan ciri-ciri orang bodoh sebagai berikut: Pertama, tidak diperlukan banyak hal untuk menjadi bodoh (ayat 1). Untuk menjadi bijak perlu belajar seumur hidup, tetapi untuk menjadi bodoh tidak diperlukan banyak hal. Untuk menghancurkan satu timbunan urapan cukup seekor lalat saja yang menjadikannya busuk.

Kedua, hati orang bodoh cenderung ke kiri (ayat 2). Dalam budaya Timur, KIRI merupakan simbol KETIDAKMAMPUAN  dan KEBENGKOKAN. Hati yang ke kiri berkaitan dengan MOTIVASI yang bengkok.

Ketiga, orang bodoh tidak perlu publikasi besar-besaran kepada publik, hanya cukup membuka mulut dan semua akan tahu siapa dan bagaimana dirinya (ayat 3).

Keempat, lidah orang bodoh mencelakakan, tak terkendali dan menyesatkan (ayat 12-15).

Sahabat, karena itu, jangan bodoh dan HATI-HATILAH DALAM BERTINDAK! Jangan pernah merasa pintar! Sebaliknya, teruslah mengejar hikmat agar kita peka akan kebodohan.

Dengan demikian, hidup kita akan BERMAKNA bagi orang lain. Mintalah kepada Tuhan supaya Ia menjaga kita dari kebodohan yang mematikan. Kita perlu serius belajar dan mendalami firman Tuhan. Haleluya! Tuhan itu baik. 

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Manusia dapat memuliakan nama Tuhan hanya jika mereka mau bertekun, setia dan bekerja keras. (pg). 

Leave a Reply