Do you miss me still?
KERINDUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kerinduan adalah perihal rindu. Arti lainnya dari kerinduan adalah keinginan dan harapan akan bertemu.
Sahabat, apakah kamu masih merindukanku? Jika pertanyaan tersebut diajukan kepada sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta, maka sudah pasti jawabannya masih. Atau kepada sepasang pengantin baru, mereka pun akan menjawab dengan lantang dan cepat bahwa pasti masih saling merindukan bila sedang tidak bersama.
Namun bila pertanyaan tersebut diajukan kepada suami istri yang sudah lebih dari 10 tahun menikah, seringkali hanya dijawab dengan senyuman. Jawabannya tidak setegas dan sepasti sepasang muda-mudi dan sepasang pengantin baru. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kerinduan diantara mereka mulai memudar.
Hal yang kurang lebih sama terjadi juga dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Ketika awal berjumpa dengan Tuhan, orang akan memiliki kasih mula-mula yang menggebu-gebu. Kasih seperti itu akan membuatnya selalu rindu akan Tuhan. Setiap hari setiap waktu akan ingat Tuhan. Saat ini, apakah kamu masih merindukanku? Do you miss me still?
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Kidung Agung dengan topik: “Do you miss me still?”. Bacaan Sabda saya ambil dari Kidung Agung 3:1-5. Sahabat, kerinduan dan kekhawatiran sang mempelai perempuan agar segera bersatu dengan kekasihnya mungkin yang menyebabkan mimpi yang dicatatkan dalam bacaan kita pada hari ini.
Kekhawatiran merupakan hal yang wajar bagi seorang perempuan, mengingat budaya timur yang menempatkan kaum perempuan dalam posisi menantikan tindakan inisiatif dan aktif dari sang pria. Kalau pria tidak cepat meminang, kalau ia menunda memperkenalkannya kepada orangtua, maka sang perempuan menjadi resah. Apalagi ketika usia terus merambat semakin tua.
Oleh karena itu mimpi sang mempelai perempuan berlanjut, ketika sang kekasih ditemukan, ia segera memegangnya erat-erat, dan membawanya ke kamar ibunya. Ibu, yang bagi sang perempuan adalah tempat mengadu kegalauan hati, kiranya dapat meneduhkannya. Ibu dengan sikap melindungi putrinya, pasti mengharapkan kata-kata janji dan pengharapan bahwa sang pria tidak akan menyia-nyiakan anak perempuannya. Sekali lagi hasrat bersatu yang begitu menggebu-gebu, harus dikendalikan sampai tiba waktu yang tepat.
Bagi para pasutri, kapankah terakhir kali kalian saling merindukan dengan begitu kuat? Kapan kalian mengkhawatirkan relasi kalian? Jangan hanya saat belum saling memiliki, justru saat sudah saling memiliki, pererat tali kasih, jaga dan lindungi kekasihmu, agar dia dan hanya dia yang menjadi fokusmu dalam mengarungi bahtera pernikahan. Tentu, dengan menempatkan Tuhan sebagai kepala rumah tanggamu.
Sahabat, adakah kita merasakan kerinduan pada Tuhan seperti kita merindukan kekasih atau pasangan atau keluarga kita? Tuhan selalu menunggu kita. Kapan saja kita datang kepada-Nya, Dia senantiasa menyambut dengan tangan terbuka. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan selalu menunggu kita, datanglah pada Tuhan, jika kita merindukannya. (pg)