+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

There is HOPE

There is HOPE

Sahabat, siapa bilang hidup itu mudah? Hidup itu memang penuh dengan tantangan dan kesulitan, dan itu seringkali menjadi sebab terampasnya kebahagiaan dari hidup seseorang. Mereka berubah menjadi pribadi-pribadi kaku, dingin, dan beku  karena tekanan pekerjaan dan tekanan hidup yang merubah mereka hidup seperti tanpa jiwa.

Untuk itu sebuah sikap hati yang baik untuk ditanamkan dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan adalah bekerja atau berusaha dengan PENGHARAPAN. Sangatlah penting bagi kita untuk tetap memiliki pengharapan dalam bekerja, bukan hanya melakukannya tanpa jiwa, tanpa target, tanpa impian dan harapan.

Mengapa hal itu penting? Karena tanpa pengharapan kita tak ubahnya seperti robot yang hanya berjalan sesuai program tanpa kerinduan apapun dalam hati kita. Senyumlah … Masih ada pengharapan. There is  hope.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “There is  HOPE”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 32:1-20. Sahabat,  pada ayat 1-8 nabi Yesaya mengungkapkan harapannya kepada bangsa Yehuda, yaitu terwujudnya keadilan di Israel. Telah diungkapkan di pasal 28:7-19 bahwa para pemimpin Yehuda berlaku korup dan tidak adil. Karena itu Sang Nabi mendambakan munculnya seorang raja yang berlaku adil, yang menegakkan pemerintahan atas dasar keadilan. Bila sang raja berlaku adil, bawahannya pun akan bertindak adil.

Dalam hal ini Sang Nabi mengkritik tindakan raja. Di satu sisi, jika raja atau pemimpin Yehuda adil maka jalannya kepemimpinan di seluruh Yehuda akan didasarkan atas dasar keadilan (ayat 1-8). Di sisi lain, yang terjadi adalah pemimpin di Yehuda berlaku korup sehingga ketidakadilanlah yang terjadi. Tak heran bila Sang Nabi mengharapkan Allah mengutus seorang mesias, raja yang akan menegakkan keadilan di bumi Israel. Pengharapan Sang Nabi dapat digolongkan sebagai pengharapan mesianis.

Sahabat, setelah mengungkapkan harapannya, Sang Nabi mengajarkan bahwa semua tindakan ada konsekuensinya. Ungkapan “perempuan-perempuan” pada ayat 9-20 lebih berarti kota Yerusalem (kota dalam bahasa Ibrani dipakai dalam bentuk feminin, dan kota Yerusalem sering juga disebut “putri Sion” menurut kelaziman waktu itu). Bangsa Yehuda (dalam hal ini diwakili ibukotanya, Yerusalem, yang saat itu disebut dengan “perempuan-perempuan”)  merasakan aman dan tenteram. Ini tentu karena mereka mendapat perlindungan dari Mesir di bawah ancaman Asyur (ayat 9-14). Namun keamanan itu bersifat semu, sebab mereka akan hancur jika memohon perlindungan  bukan dari Tuhan.

Syukur, ada saatnya  Tuhan akan membela umat-Nya dan akan mencurahkan keadilan di bumi Yehuda (ayat 15-20). Ternyata masih ada pengharapan bahwa Tuhan akan menegakkan keadilan bagi umat. Itulah pengharapan bagi umat di tengah kesulitan.

Sahabat, jika Sahabat merupakan salah seorang dari orang-orang yang melihat masa depan sebagai sesuatu yang suram, bahkan gelap gulita. Terangilah pandanganmu  dengan pengharapan. Ini adalah salah satu buah dari iman yang seharusnya ada pada diri setiap orang percaya.

Jika  merasa apa yang sedang Sahabat kerjakan hari ini sepertinya menyita hidupmu secara sia-sia, berdoalah dan tanyakan kepada Tuhan dimana titik masalahnya. Izinkan Tuhan berbicara dan memberitahukan rencana-Nya kepadamu sambil terus memupuk pengharapan dalam ketaatan. Haleluya!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Berkat apa yang Sahabat pereoleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 20?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tetap miliki nyala pengharapan dalam segala sesuatu yang kita kerjakan. (pg)

Leave a Reply