+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Hard Work’s Fruits

Hard Work’s Fruits

Sahabat, di tengah pendapatan kami (saya dan istri) yang cenderung menurun, dalam menetapkan  anggaran bulanan setiap awal bulan, kami tetap  menganggarkan dana untuk rekreasi. Hampir setiap Sabtu dan Minggu kami  meluangkan waktu berdua untuk menikmati makan bersama di tempat yang kami suka. Bagi kami, menyediakan anggaran khusus untuk rekreasi dengan makan  bersama di tempat yang kami suka merupakan salah satu bentuk kami menikmati berkat yang  Tuhan berikan melalui jerih lelah kami. Sesungguhnya merupakan satu karunia Tuhan kalau kita dapat menikmati hasil jerih payah kita. Kita diberi karunia untuk menikmati buah dari kerja keras kita. Hard work’s fruits.

Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Pengkotbah dengan topik: “Hard Work’s Fruits”. Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Pengkhobah 2:1-26 dengan penekanan pada ayat 24-25. Sahabat, sosok Pengkhotbah adalah Raja Salomo, anak Daud. Ia sangat kaya dan berdaya upaya mencari kunci kehidupan melalui semua kesenangan yang dapat dibeli dengan harta (ayat 4-8).

Sangat menarik dalam ayat 4-8, kata “BAGIKU” muncul beberapa kali: mendirikan bagiku rumah-rumah; menanami bagiku kebun-kebun anggur; mengusahakan bagi ku kebun-kebun;  menggali bagiku kolam-kolam; mengumpulkan bagiku perak dan emas, dan mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita. Hal tersebut memperlihatkan bahwa ia melakukannya untuk kesenangan diri belaka. Pada saat yang sama, semua yang dilakukannya berdasarkan akal budi (ayat 3) dan hikmatnya (ayat 9).

Sahabat, dalam pencarian arti hidup melalui semua kesenangan, Pengkhotbah melihat bahwa semuanya sia-sia dan usaha menjaring angin (ayat 11). Artinya, ia tidak dapat menemukan arti hidup yang sejati melalui semua kesenangan tersebut. Tetapi, ia menemukan sesuatu dari hasil uji coba tersebut, yaitu hatinya bersukacita karena segala jerih payahnya dan itulah buah segala jerih lelahnya (ayat 10). Walau ia tidak mendapatkan arti hidup yang sejati dari semua eksperimen terhadap kesenangannya, setidaknya ia telah menyelidiki apa yang baik untuk dilakukan oleh manusia (ayat 3). Akhirnya, ia dapat menikmati jerih payahnya (ayat 10).

Menurut Pengkhotbah, tak ada yang lebih baik selain makan, minum, dan bersenang-senang sebagai bagian dari menikmati hasil jerih payah dalam berkat Tuhan. Jika tanpa berkat Tuhan, sekuat apa pun seseorang berusaha, hasilnya bisa menguap dalam sekejap. Tak ada yang dapat merasakan makan, minum, atau menikmati hidup di luar Dia (ayat 25).

Namun, dalam menikmati berkat yang Tuhan berikan, baik untuk makanan, minuman, atau hiburan, tetaplah ada batasan yang perlu kita perhatikan. Konsumsi berlebihan akan menyebabkan penyakit dan tidak semua hiburan yang ada berkenan di hadapan Allah.

Sahabat, Tuhan memberikan berkat, dalam hal ini pendapatan, supaya kita dapat menikmati hasil jerih payah kita di dalam Dia. Tak ada yang salah dengan menikmati berkat Tuhan, selagi masih dalam takaran normal dan tidak menabrak kebenaran firman Tuhan.

Mari bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan. Bersyukurlah, bersukacitalah, bersenang-senanglah, dan nikmatilah berkat-Nya bersama dengan orang yang kita kasihi. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kemampuan untuk menikmati, itupun merupakan karunia Allah yang penting untuk kita miliki. (pg).

Leave a Reply