+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Be Careful of Mockery and Influence

Be Careful of Mockery and Influence

Sahabat, menurut KBBI, “EJEKAN” berasal dari kata dasar  “EJEK” yang berarti: Perbuatan mengejek, olok-olokan, dan sindiran. Fakta sosial juga membuktikan bahwa ejekan merupakan ungkapan yang sangat menyakitkan dalam hubungan sosial. Ejekan selalu bernada negatif yang dapat menyakiti kelompok tertentu bahkan secara individu.

Sedangkan “AJAKAN”  berasal dari kata dasar “AJAK” yang berarti  mengharapkan suatu tindakan dari orang lain;  meminta kepada seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu bersama-sama. Selain itu dapat berarti menyuruh seseorang atau sekelompok orang melakukan sesuatu atau memercayai sesuatu.

Sahabat, kehidupan kita bisa saja tidak luput dari ejekan dan ajakan. Ejekan ditujukan kepada keyakinan kita kepada TUHAN, yaitu bahwa keyakinan tersebut tidak cukup untuk menolong dan menyelamatkan kita. Ajakan ditujukan agar kita mau mengikuti dan bersandar kepada ilah-ilah mereka. Karena itu kita perlu hati-hati terhadap ejekan dan ajakan. Be Careful of Mockery and Influence.

Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yesaya dengan tema: “Be Careful of Mockery and Influence”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 36:1-22. Sahabat, kisah dalam bacaan kita pada hari ini adalah tentang bagaimana bangsa Asyur, dengan rajanya yang bernama Sanherib, menyerbu dan menguasai kota-kota berkubu Yehuda.

Raja Asyur mengutus juru minumannya ke Yehuda untuk berbicara dengan raja Hizkia. Yang menemui utusan tersebut adalah utusan raja Hizkia. Perkataan Raja Asyur merupakan penghinaan terhadap kepemimpinan Raja Hizkia. Raja Asyur tahu bahwa Yehuda berharap kepada Mesir. Bagi Asyur, Mesir itu seperti tongkat bambu yang patah dan justru akan melukai Yehuda (ayat 6).

Sahabat, ejekan Asyur tidak berhenti sampai di situ. Ejekan terhadap Yehuda bukan saja dikaitkan dengan Mesir, tetapi juga dengan keyakinan kepada TUHAN. Utusan itu memberi bukti-bukti bahwa Asyur telah mengalahkan banyak bangsa dan ilah-ilah bangsa-bangsa itu tidak dapat menolong mereka (ayat 18-20).

Mereka bukan saja mengejek raja Hizkia, tetapi juga menghasut rakyat Yehuda untuk tidak mempercayai TUHAN. Raja Asyur menyuruh rakyat Yehuda membuat perjanjian dengan Asyur dengan janji akan kesejahteraan.

Menghadapi serangan mental seperti itu, Hizkia memilih untuk tidak memberikan respons. Ia memilih untuk DIAM. Ia memerintahkan kepada semua rakyatnya untuk tidak memberikan respons apa-apa, kecuali diam (ayat 21).

Menghadapi ancaman, hinaan, dan intimidasi dari orang lain yang begitu merendahkan, apalagi jika sudah menyangkut pada kepercayaan bisa membuat kita kesal, marah, sakit hati, atau memberikan perlawanan. Namun ada satu teladan raja Hizkia yang sangat bijaksana, yaitu BERDIAM DIRI!

Berdiam diri di hadapan Allah akan menghindarkan kita dari keinginan untuk membalas dan melawan yang justru bisa berakibat merugikan diri sendiri. Diam bukan berarti membenarkan, juga bukan berarti kekalahan. Diam artinya memberikan ruang bagi Allah untuk bekerja. DALAM DIAM DAN PERCAYA, DISITULAH TERLETAK KEKUATAN KITA. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18-20?

Selamat sejenak merenung.  Simpan dalam-dalam di hati: Kita tidak perlu takut kepada kesombongan orang fasik. Allah pasti akan menghancurkan mereka berikut kesombongannya. (pg).

Leave a Reply