The LORD: a MIGHTY TOWER
MENARA dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknaI sebagai bangunan yang menjulang tinggi dan lebih tinggi daripada bangunan induknya. Pada masa abad pertengahan, para petani biasanya menjaga hasil panen mereka sampai waktunya ketika serangan musuh sudah terlihat dari jauh, maka mereka beserta keluarga akan melarikan diri ke kota pertahanan yang berbenteng untuk melindungi diri dari para penjarah.
Sahabat, kota Carcassonne telah menjadi tempat perlindungan dari generasi ke generasi. Dibangun pada abad ke-5 SM, kota yang dibentengi dengan tembok batu ini telah memberikan perlindungan bagi bangsa Romawi, Galia, Visigoth, Franka, dan Perancis. Dengan tanah yang terbentang luas dan menara pengawas serta menara penembak yang menjulang tinggi, kota itu memberi rasa aman bagi orang-orang yang bersembunyi di balik tembok-tembok perlindungannya.
Sebagai orang percaya, kita dapat menemukan perlindungan dalam hadirat Allah yang hidup. The Lord is a mighty tower. Tuhan adalah menara yang kuat.
Pada hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “The LORD: a MIGHTY TOWER”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 18:1-24 dengan penekanan pada ayat 10. Sahabat, keunikkan kitab Amsal adalah kitab ini mengajarkan banyak sekali nilai-nilai praktis kehidupan, sehingga kita dapat belajar banyak mengenai bagaimana menjalani hidup sebagai orang benar.
Dalam Amsal 18, Pengamsal mengajarkan seputar perilaku dan perkataan manusia sehari-hari. Mengenai perilaku: Penyendiri akan meledak dalam amarahnya (ayat 1), orang yang berpihak pada orang fasik bukanlah orang yang baik (ayat 5), pemalas akan merusak (ayat 9), orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya (ayat 14), orang kaya mengandalkan hartanya, penyuap yang mengandalkan pemberiannya (ayat 16). Pelbagai perilaku itu disoroti oleh Pengamsal karena semua itu terjadi dalam keseharian, agar kita belajar dari dalamnya.
Hal kedua yang disoroti oleh Pengamsal adalah mengenai perkataan orang yang dapat menimbulkan penghinaan (ayat 3, 13, 23), pengkhianatan (ayat 8,18), pertikaian (ayat 17, 18), pengaruh yang kuat (ayat 4, 20, 21). Secara khusus, perkataan dari orang bebal hanya membeberkan isi hatinya (ayat 2), menimbulkan perkelahian (ayat 6), dan menjerat hidupnya (ayat 7).
Jika demikian, lalu apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini? Pengamsal menyebutkan beberapa hal: Hidup rendah hati (ayat 12), berpengertian (ayat 15), mendapat istri (ayat 22), dan sahabat (ayat 24). Namun yang terpenting di atas semua itu adalah hidup bersandar pada Tuhan. Menarik sekali, Pengamsal menggambarkan Tuhan sebagai menara yang kuat, “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (ayat 10).
“Nama Tuhan” mengacu kepada karakter Allah yang melimpah dengan kesetiaan, kuasa dan belas kasihan. Sedangkan “selamat” berarti terlindungi di tempat tinggi dan aman dari bahaya.
Sahabat, ketika hidup kita dipenuhi hal-hal yang menakutkan atau pun kita mengalami banyak persoalan dan kesulitan, berlarilah kepada Tuhan karena Ia mampu melindungi hidup kita dengan kekuatan kuasa-Nya. Dalam Dia ada keselamatan dan perlindungan, karena Allah adalah menara yang kuat bagi setiap orang yang berlindung kepada-Nya.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawabalah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2, 6, dan 7?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 14?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika hari ini Sahabat sedang menghadapi suatu ancaman, datanglah kepada TUHAN, Sang Menara Yang Kuat. Sahabat akan mendapat perlindungan dalam pemeliharaan-Nya. (pg).