PERENCANAAN itu PENTING, TUHAN itu SEGALANYA
Sahabat, seperti halnya menempuh perjalanan jauh untuk mencapai suatu tempat yang hendak dituju, demikian pula dengan kehidupan ini, kita pun harus memiliki tujuan yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang benar-benar matang. Perencanaan itu bagaikan peta petunjuk yang menuntun kita kepada suatu tujuan. Ada banyak orang mengingini kehidupan yang lebih baik dan bermasa depan cerah, namun dalam kehidupan sehari-hari mereka berlaku sembrono dan tidak memiliki perencanaan yang jelas. Mungkinkah keinginannya bisa terwujud?
Ada ungkapan berbunyi: “Orang yang tidak mempunyai rencana dalam hidupnya, sesungguhnya ia merencanakan kegagalan.” Ada satu lagi ungkapan yang berbunyi: “Kalau kita membuat perencanan dengan matang untuk program yang akan kita laksanakan, maka 50% dari keberhasilan program kita sudah ada di saku kita.”
Perencanaan itu penting dan perlu tapi bukan segalanya. Hanya Tuhan yang segalanya.
Hari ini kita masih sedang belajar kitab Amsal dengan topik: “PERENCANAAN itu PENTING, TUHAN itu SEGALANYA”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 16:1-16 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, Pengamsal memberikan nasihat abadi kepada para pembacanya bahwa “Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak” (ayat 16). Pertanyaannya: Bagaimana kita dapat memperolehnya? Dalam ayat 1-4, penulis Amsal menegaskan bahwa jawaban dari segala kehidupan dan pergumulannya adalah Tuhan Allah, bukan manusia.
Sahabat, manusia memiliki hikmat dan pertimbangan, tetapi Allah yang menjadikan segala hal. Allah yang penuh kasih dan kemurahan memberikan undangan kepada manusia untuk bersekutu dengan-Nya (ayat 7). Karena itu amatlah penting bagi kita untuk mengenali nilai-nilai kebenaran dan mempraktikkannya (ayat 8-15).
Sikap demikian hanya bisa diperoleh ketika kita belajar untuk menyerahkan segala rencana kita kepada Tuhan (ayat 3). Allah adalah TUHAN yang menciptakan segala sesuatu di dunia dengan arah dan tujuan masing-masing (ayat 4), dan Dia juga sanggup melihat dan menguji isi hati manusia (ayat 2, 5). Takut akan TUHAN haruslah menjadi sikap hidup yang mendasari semua perbuatan dan penilaian kita (ayat 6).
Sahabat, hampir semua orang tahu bahwa keberhasilan itu tidak terjadi dalam waktu semalam, tidak ada keberhasilan tanpa harga yang harus dibayar. Artinya keberhasilan merupakan sebuah proses dan setiap proses selalu diawali dengan perencanaan dan kemudian diikuti dengan komitmen yang tinggi, kerja keras, ketekunan, dan menyerahkan segala rencana dan pekerjaan kita kepada Tuhan.
Mengapa kita harus menyerahkan segala rencana dan perbuatan kita kepada Tuhan? Itu karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Kita hanya bisa memprediksi sesuai dengan kemampuan analisa kita tetapi yang tahu dengan pasti hanya Tuhan. Selain itu, hanya Allah yang berkuasa menjadikan segala hal.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 16?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menyusun rencana dalam iman berarti menyusun rencana dengan mengandalkan penyertaan Tuhan. (pg).