HUKUMAN terhadap KESOMBONGAN
Sahabat, Tuhan yang penuh anugerah mencurahkan banyak rahmat sehingga manusia yang lemah menjadi HEBAT, KUAT dan BERMANFAAT bagi orang lain. Sayangnya, keterampilan dan kelebihan yang mereka miliki sering disalahartikan sebagai kehebatan diri; dan kemudian mereka menjadi lupa diri. Hal itulah yang membuat mereka menjadi sombong. Allah kemudian murka terhadap kesombongan mereka dan mendaratkan hukuman kepada mereka.
Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “HUKUMAN terhadap KESOMBONGAN.” Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 13:1-22. Sahabat, bacaan kita pada hari ini berisi ucapan Allah melalui Nabi Yesaya tentang hukuman-Nya kepada Babel, bangsa yang telah menaklukkan Israel dan menjadikannya tawanan. Kitab Yesaya memuat berbagai penghukuman Tuhan, bukan hanya terhadap bangsa Israel (Israel Utara maupun Israel Selatan) melainkan juga terhadap bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa Asyur dan Babel.
Tuhan memakai bangsa Asyur untuk menghukum bangsa Israel (Kerajaan Utara), dan bangsa Babel Tuhan pakai untuk menghukum bangsa Asyur dan Yehuda (Israel Selatan). Bangsa Babel kemudian ditaklukkan oleh bangsa Media-Persia, orang Madai. (ayat 17).
Sahabat, nubuat penghukuman Babel diberitakan saat Asyur masih menjadi ancaman, jauh sebelum Babel berkuasa dan menghancurkan Yerusalem. Nubuat ini hendak menyatakan bahwa kekuatan dunia akan dikalahkan oleh kekuatan Allah bukan dengan peperangan melainkan oleh kuasa Tuhan atas segala bangsa. Tuhan memang menghukum Israel yang telah berdosa dan Ia memakai Babel untuk melaksanakan penghukuman itu. Namun Tuhan juga akan menghukum Babel karena kesombongan mereka (ayat 11).
Penghukuman Tuhan yang diekspresikan dalam kemarahan-Nya terhadap bangsa Babel ini bukanlah sebuah tindakan sewenang-wenang dan tidak terkendali. Jauh sebelum penghukuman dilakukan, Tuhan melalui nabi Yesaya sudah memberitakannya (ayat 6). Tuhan tahu tindakan yang akan Ia lakukan dan alasannya. Kemarahan Tuhan berada dalam kemahatahuan-Nya tentang dunia dan kejahatannya. Ia sedang memusnahkan kesombongan manusia di dalamnya.
Sahabat, kesombongan memang sulit dideteksi sampai suatu saat hal itu menghancurkan orang yang sombong. Kita mungkin mulai dengan kesediaan dipakai Tuhan menjadi alat-Nya untuk menyatakan kebenaran, termasuk dengan menegur kesalahan orang. Kadang, tanpa kita sadari kesombongan mulai menyusup ke dalam hati. Kita tidak sadar bahwa kita sendiri juga bisa bersalah. Penghukuman Tuhan kita anggap hanya berlaku pada mereka dan bukan bagi kita. Kita menganggap sepi peringatan Tuhan atas kesalahan kita, sampai akhirnya kita mendapati diri dalam kesendirian karena kita telah kehilangan segalanya (ayat 12-20).
Itulah peringatan Tuhan bagi kita, umat-Nya. Kita mungkin tidak mencuri, berzina, membunuh, atau korupsi. Namun, ada kejahatan lain yang tidak kita sadari karena kesombongan telah menutupinya. Kekacauan yang kita alami, yang berada di luar kendali kita, mungkin merupakan alat Tuhan untuk menegur kesombongan kita. Kita harus segera menyadari bahwa itulah tanda Dia mengasihi kita dan menginginkan kita bertobat.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami tentang ayat 11?
- Apa yang Sahabat pahami tentang ayat 17?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Saat Tuhan berkenan memakai kita, bersikaplah rendah hati supaya Ia memakai kita untuk perkara yang lebih besar. (pg).