Hampir SEMUA menjadi RELATIF
Sahabat, dalam konteks zaman yang serba pragmatis, relatif, dan konsumtif, batasan antara yang benar dan salah; baik dan yang tidak baik sudah menjadi semakin samar. Tanpa disadari, cukup banyak orang sudah terpengaruh semangat zaman ini, apa yang benar dan salah MENJADI RELATIF. Seolah-olah segala sesuatu diarahkan bergantung kepada kepercayaan dan pandangan masing-masing orang. Dengan demikian hampir semua menjadi relatif.
Sesungguhnya Tuhan menghendaki kehidupan anak-anak-Nya senantiasa kudus dan terpisah dari hal-hal duniawi, atau bisa dikatakan hidup selaras dengan firman-Nya. Karena itu kita harus menjaga segenap roh, jiwa dan tubuh kita tanpa cacat cela setiap waktu dengan menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan (1 Tesalonika 5:22-23).
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, kehidupan kita harus benar-benar berubah. Perubahan itu harus tampak jelas. Kita harus mengubah diri dari tingkah laku kita yang lama dan hal-hal yang biasa kita lakukan, termasuk juga dalam hal berpikir (Roma 12:2 dan 2 Korintus 5:17)
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Hampir SEMUA menjadi RELATIF”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 20:1-15. Sahabat, bacaan kita pada hari ini merupakan pandangan Pengamsal mengenai apa yang benar dan yang tidak benar. Pengamsal dengan tegas mengajarkan hal ini kepada umat Allah.
Pengamsal menyampaikan beberapa potret kepribadian yang tidak benar di dalam hidup: Peminum (ayat 1), orang yang suka membangkitkan amarah orang lain (ayat 2), orang bodoh yang pemarah (ayat 3), pemalas (ayat 4 dan 13), dan orang yang berlaku curang (ayat 10 dan 14). Orang-orang seperti itu hidupnya hanya akan menyusahkan orang lain dan mencelakakan dirinya sendiri.
Sahabat, menurut Pengamsal, berikut perilaku yang benar dan yang seharusnya dilakukan umat Allah di dalam hidupnya: Menjauhi perbantahan (ayat 3), merancang hidupnya dengan baik (ayat 5), hidup dengan setia (ayat 6), berlaku bersih dan jujur (ayat 11), serta bijaksana dalam perkataan (ayat 15). Semua perilaku seperti itu akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Terlebih lagi, sikap hidup seperti itu akan mencerminkan karakter Allah melalui hidup kita.
Karena itu mari jalani hidup ini dengan benar di hadapan Tuhan. Belajarlah dari firman Tuhan hari ini: Jauhilah perbantahan dan pertengkaran yang tidak perlu; rencanakanlah hidupmu dengan baik; hiduplah dengan bersih dan jujur di hadapan Tuhan; bijaksanalah dalam perkataan dan perbuatan; hiduplah setia dengan pasanganmu dan keluargamu; dan terlebih lagi kepada Tuhan. Semua itu agar kehidupan kita mencerminkan kemuliaan Tuhan.
Tidak hanya itu, kita juga harus selalu menyenangkan hati Tuhan dan berserah penuh kepada kehendak-Nya di setiap aspek kehidupan. Itu berarti kita perlu memiliki ketaatan penuh kepada Tuhan.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2 dan 3?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4 dan 13?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Berjalan bersama Tuhan berarti hidup benar di hadapan Tuhan! (pg).