+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

BERSYAFAAT bagi SANG PENGUASA

BERSYAFAAT bagi SANG PENGUASA

Sahabat, saat ini  kita sering  melihat di layar kaca atau membaca di koran atau majalah  ada pejabat pemerintahan tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena menerima suap.

Akhir-akhir ini kita juga disuguhi berita yang  menyedihkan:  Aparat keamanan justru menjadi pelindung dan pendukung dari para bandar judi dan bandar narkoba. Aparat penegak hukum mau diperalat oleh para pelanggar hukum.

Apa yang Sahabat lakukan ketika kita melihat atau membaca para penguasa yang melakukan tindakan pidana dan para penguasa yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan dirinya sendiri dan merugikan negara dan rakyat? Apakah kita hanya ikut mengutuki mereka dan mencaci maki mereka habis-habisan di media sosial?

Kita sebagai komunitas orang percaya, apakah selama ini kita sudah tekun bersyafaat bagi sang penguasa?

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “BERSYAFAAT bagi SANG PENGUASA”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 22:15-25. Sahabat, kisah pejabat yang mencintai materi dan rela menukarnya dengan kebenaran bukanlah hal yang baru. Pada masa Yesaya, praktik korupsi juga terjadi. Satu nama yang tercatat melakukan hal tersebut adalah Shebna (ayat 15).

Shebna adalah pelayan pengadilan tinggi. Demi jabatan dan kekayaan, ia rela bersekutu dengan bangsa asing. Ia mengabaikan teguran Yesaya. Akibatnya, Allah berjanji akan menghukum Shebna dan mencopot jabatannya sampai ia dipermalukan (ayat 17).

Sahabat, Allah juga berjanji bahwa Elyakim akan menggantikan kedudukan Shebna (ayat 20). Allah berjanji akan meneguhkan kedudukan tersebut. Bahkan, Elyakim akan menjadi orang yang sangat berpengaruh di Israel. Keputusan Elyakim akan berlaku, baik dalam perkara besar maupun perkara kecil.

Sayangnya, keadaan itu tidak berlaku selamanya. Sebab pada saatnya nanti, Elyakim pun tidak lagi setia kepada Allah. Oleh karena itulah, Elyakim juga akan jatuh dan hancur (ayat 22).

Sahabat, semakin tinggi jabatan seseorang, semakin banyak pula godaan yang datang menyerang, sehingga orang tersebut menjadi mudah jatuh dalam dosa. Seperti pepatah mengatakan: “Semakin tinggi sebatang pohon atau ranting berdiri, semakin keras pula angin menerpa.” Seorang pemimpin, entah pemimpin negara, gereja, lembaga atau instansi, rumah tangga, dan lain sebagainya, rentan jatuh ke dalam dosa. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan dukungan dalam bentuk doa, saran, pengawasan, peringatan, atau bahkan teguran dari kita.

Kita seharusnya dengan tulus menopang mereka dalam doa dan tindakan nyata, bukan hanya mencela (1 Timotius 2:1-2). Dengan demikian, mereka akan kuat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar, menjadi mawas diri, dan menghormati Allah dalam setiap hal yang mereka rencanakan dan kerjakan.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 15-19?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 20-25?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mendukung pemimpin merupakan pilihan warga negara, BERSYAFAAT untuk  mereka merupakan keharusan bagi warga gereja. (pg).

Leave a Reply