+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Ada HARAPAN di MASA DEPAN

Ada HARAPAN di MASA DEPAN

Coba amati ketika sebuah  mobil sedang berjalan, rodanya  terus berputar. Tentu ada bagian yang kadang di atas dan kadang di bawah. Kehidupan manusia pun seperti roda. Saat di bawah, ingatlah bahwa kita pernah di atas. Saat di atas, ingatlah juga bahwa kita pernah di bawah.

Sahabat, ketika seseorang mengalami hidup yang tidak menentu karena kekalahan, penindasan, penawanan, dan serangan musuh, seringkali ia tidak dapat lagi melihat adanya harapan untuk masa depan.

Sebaliknya orang yang mengalami kemapanan hidup menjadi angkuh karena apa yang telah ia capai sehingga ia merasa bahwa masa depannya terjamin turun temurun. Kedua hal yang terjadi di atas dapat berubah.

Orang yang percaya kepada Tuhan tidak perlu kehilangan pegangan hidup walau sedang dalam keadaan susah. Ingatlah selalu ada HARAPAN di MASA DEPAN. Di lain pihak, seseorang tidak seharusnya menjadi sombong hanya karena telah memiliki segala sesuatu.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “Ada HARAPAN di MASA DEPAN.” Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 14:1-23, Sahabat,  Israel pernah berada di titik terendah dalam kehidupan mereka: Dibuang ke Babel dan dipaksa bekerja sebagai budak selama 40 tahun. Sementara, Babel pernah berada dalam situasi kehidupan paling tinggi: Bangsa yang besar, hebat, dan berkuasa. Babel berhasil menaklukkan Siria, Mesir, Aram, Filistin, dan Israel.

Keberadaan yang kontras antara Israel yang di bawah dan Babel yang di atas dinubuatkan secara terbalik oleh Nabi Yesaya. Israel yang rendah akan ditinggikan, dibebaskan dari perbudakan (ayat 4), menjadi pemimpin dari bangsa-bangsa (ayat 2-3), pulang kembali ke tanah airnya.

Sedangkan Babel yang berada di posisi tinggi yang digambarkan sebagai Bintang Timur dan Putra Fajar (ayat 12) akan direndahkan. Kerajaan ini akan mengalami kehancuran kekal. Penyebab utama kehancuran Babel adalah kesombongannya. Babel ingin menjadi sama seperti Allah, bahkan lebih tinggi dari Allah. Inilah yang membuat murka Allah jatuh menimpa Babel (ayat 13-14).

Sahabat, karena itu, bagi kita yang saat ini merasa di bawah, janganlah tawar hati, sedih, atau putus asa. Tuhan senantiasa memberikan pengharapan serta jalan keluar yang terbaik. Habis hujan tampak pelangi. Badai pasti berlalu, asalkan kita mau taat dan setia serta mengandalkan Tuhan. Di dalam Tuhan ada HARAPAN di MASA DEPAN.

Sementara itu, bagi kita yang merasa di atas, janganlah sombong, apalagi takabur, lalu merendahkan orang-orang yang sedang berada di bawah. Justru sebaliknya, mari kita pergunakan kekayaan dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk makin mengasihi dan menolong banyak orang, terutama mereka yang saat ini mengalami situasi hidup yang sulit karena merosotnya perekonomian. Haleluya!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:

  1. Nilai hidup apa yang Sahabat dapatkan dari perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-4?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita tetap berjalan dengan mata yang tertuju kepada Tuhan dan berharap penuh kepada-Nya apa pun yang terjadi. (pg).

Leave a Reply