A PLACE of SAFETY for the POOR and NEEDY
Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak (bahasa Belanda: Operatie Kraai) terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibu kota RI di Yogyakarta. Agresi militer tersebut menebar ketakutan bagi masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya. Akibatnya, mereka pun harus mencari tempat pengungsian.
Sahabat, berita baik bagi kita semua: Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita, adalah tempat pengungsian bagi orang-orang lemah. Dia adalah tempat mengungsi bagi orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam kekurangan dan kesesakan. Dia, Yesus Kristus, Mesias dan Juru Selamat manusia berdosa adalah tempat mengungsi semua orang berdosa yang percaya kepada-Nya. A place of safety for the poor and needy.
Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “A PLACE of SAFETY for the POOR and NEEDY”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 25:1-5 dengan penekanan pada ayat 4. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, Yesaya menggambarkan Allah sebagai tempat pengungsian bagi orang lemah dan miskin. Dia melindungi umat-Nya dari angin ribut, panas terik, dan kesombongan amarah orang gagah (ayat 4). Allah menunjukkan kepedulian-Nya kepada orang-orang yang disingkirkan, baik oleh lingkungan sosialnya karena kemiskinannya maupun yang disingkirkan oleh agama.
Allah yang setia telah mengerjakan rancangan-Nya yang ajaib sejak dahulu (ayat 1). Dia mengalahkan musuh-musuh bangsa pilihan-Nya. Dia membuat kota-kota yang kuat dan berkubu menjadi timbunan reruntuhan dan tidak akan dibangun lagi untuk selama-lamanya (ayat 2). Dia membuat bangsa yang kuat akan memuliakan-Nya dan bangsa-bangsa yang gagah akan takut kepada-Nya (ayat 3).
Sahabat,kondisi kehidupan kita saat ini juga tidak mudah. Kita tampaknya belum bisa keluar dari krisis dan tekanan ekonomi yang sulit. Pengangguran yang terjadi, persaingan kerja, dan pasar bebas bisa menakutkan bagi kita. Hal itu menyebabkan semakin banyak orang terpinggirkan karena kemiskinan dan ketidakmampuannya dalam bersaing. Situasi ini kian diperparah dengan munculnya jenis penyakit baru yang mengkhawatirkan karena mematikan. Singkatnya, ancaman hidup di sekitar kita makin menakutkan. Lalu, ke mana dan kepada siapa kita berlindung?
Allah, jawabannya. Dialah tempat pengungsian bagi orang yang lemah dan miskin. “You have been a place of safety for the poor and needy in times of trouble” (ayat 4 – CEV). Dialah tempat berteduh dan batu karang yang kuat sebagai sandaran jiwa. Kita tak akan jatuh, bahkan diberi-Nya perasaan aman dan kelegaan. Allah akan memberikan kekuatan yang baru sehingga kita mampu menjalani hidup. Hendaklah kita tidak takut karena kita ada di dalam Allah.
Sahabat, oleh sebab itu, janganlah kita takut, manakala kita lemah. Janganlah kita khawatir, ketika kita miskin. Jangan pula kita gamang, ketika dalam kesesakan. Bersukacitalah! Bergembiralah! Sebab kita mempunyai tempat pengungsian yang aman dan nyaman. Tuhan adalah tempat pengungsian kita, ketika kita dalam kesusahan. Tuhan sangat mengenal pada orang-orang yang berlindung kepada-Nya (Nahum 1:7 dan 2 Samuel 22:33). Haleluya!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Berkat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari Nahum 1:7 dan 2 Samuel 22:33?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan sangat mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya. Dialah yang menjadi tempat pengungsian kita yang kuat dan sempurna. (pg).