+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

MEMUJI TUHAN di Setiap Waktu

MEMUJI TUHAN di Setiap Waktu

Sahabat, kadang kita kurang menyadari, jika pagi ini kita masih bisa melihat matahari terbit, jika kita masih bisa menghirup udara segar dan bernafas, jika hari ini kita bisa melakukan aktivitas dengan tubuh yang sehat, mengantarkan anak-anak pergi ke sekolah, lalu kita bisa sampai ke kantor atau tempat kerja dengan selamat tanpa ada halangan, bukankah semuanya itu karena anugerah Tuhan?  Tuhan yang menolong, memelihara, dan menyertai kita.

Apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, kasih dan kebaikan Tuhan tak berkesudahan, Ia ada untuk kita.  Ironisnya, seringkali kita memuji-muji Tuhan hanya saat dalam keadaan baik saja, tapi begitu terbentur masalah, kesukaran, atau pergumulan hidup yang berat, kita tak lagi mau memuji Tuhan.  Mari kita belajar untuk selalu bersyukur!  Jangan hanya karena masalah, lalu kita bersungut-sungut,  kecewa dan akhirnya berhenti memuji Tuhan. Mari kita terus belajar untuk memuji Tuhan di setiap waktu.

Untuk lebih memahami topik tentang: “MEMUJI TUHAN di Setiap Waktu”, Bacaan Sabda saya ambil dari Mazmur 134:1-3. Sahabat, Seruan untuk memuji TUHAN dalam Mazmur 134 secara umum ditujukan kepada segenap umat TUHAN, tetapi secara khusus ditujukan bagi para hamba TUHAN atau orang-orang yang sibuk melayani TUHAN.

Hal terpenting yang harus selalu disadari adalah bahwa TUHAN itu Pribadi yang hidup yang memiliki pendapat dan keinginan. TUHAN itu bisa berbicara, melihat, dan mendengar. TUHAN selalu ingin berkomunikasi dengan manusia. Oleh karena itu, semua orang yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah tidak boleh hanya menyelenggarakan ibadah, tetapi harus turut serta beribadah.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Pemazmur menyerukan kepada semua hamba TUHAN atau semua orang yang menyelenggarakan ibadah untuk memuji nama TUHAN dengan mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN (ayat 1-2).

Sahabat, bila tidak waspada, orang-orang yang melayani TUHAN bisa menyelenggarakan ibadah tanpa ikut beribadah. Paduan suara bisa mempersembahkan pujian mereka kepada umat TUHAN, namun bukan kepada TUHAN. Pengkhotbah bisa menyampaikan firman TUHAN kepada umat TUHAN dan lupa untuk mendengarkan pesan TUHAN kepada dirinya sendiri. Pemain musik bisa mempertotonkan kehebatannya dan lupa untuk ikut memuji TUHAN dari dalam hatinya sendiri.

Coba kita memeriksa sejenak hidup penyembahan kita kepada Tuhan selama ini! Bukankah seringkali, penyembahan kita hanya bersifat rutinitas, dengan sedikit atau bahkan tanpa penghayatan sama sekali. Penyembahan seperti itu, bukan penyembahan sejati.

Sahabat, ajakan menyembah Tuhan merupakan kesempatan untuk menghayati ulang kebesaran dan kemuliaan-Nya, serta terkagum-kagum akan karya-Nya yang ajaib. Baiklah kita dengan jujur menyediakan diri untuk dikoreksi dalam ibadah kita. Kalau motivasi kita keliru, atau penghayatan kita dangkal. Lantunkan ulang Mazmur 134 ini. Hayati kembali penyembahanmu kepada Tuhan secara segar dan buka hatimu untuk menerima berkat-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Mengapa kita harus memuji Tuhan bukan hanya di waktu pagi tapi juga di waktu malam? (Ayat 1 dan Ratapan 3:22-23)

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati kita: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!”  (Mazmur 103:2). (pg)

Leave a Reply