+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

PEMELIHARAAN ALLAH Tak Mengenal BATAS

PEMELIHARAAN ALLAH Tak Mengenal BATAS

Sahabat, tidak selalu mudah untuk kita memahami cara Tuhan memelihara hidup kita. Itu juga yang dirasakan tokoh-tokoh di Alkitab. Siapa dapat menduga bahwa turunnya Yusuf ke Mesir sebagai budak, yang disebabkan ulah kakak-kakaknya, serta difitnahnya Yusuf oleh istri Potifar sehingga ia dipenjara, merupakan cara Allah mempersiapkan pertolongan atas keluarga besar Yakub dari bencana kelaparan dahsyat.

Lebih daripada itu, Allah menggunakan peristiwa tersebut untuk mempersiapkan umat-Nya kelak, keluar dari Mesir dan menjadi bangsa yang dipakai Allah menyatakan keselamatan-Nya bagi dunia ini. Tuhan memelihara umat-Nya dengan cara-Nya melampaui pengertian kita yang terbatas. Allah berdaulat menggunakan cara-Nya sendiri. Pemeliharaan Allah tak mengenal batas.

Untuk lebih memahami topik tentang: “PEMELIHARAAN ALLAH Tak Mengenal BATAS”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 21:8-21 dengan penekanan pada ayat 18.  Sahabat, pengusiran Hagar dan Ismael disebabkan oleh kecemburuan Sara. Ia takut Ismael akan menjadi ahli waris. Karena itu, ia meminta Abraham untuk mengusir mereka.  Abraham akhirnya menuruti usul istrinya setelah mendengarkan janji Allah bahwa Ia akan menjadikan Ismael sebagai bangsa yang besar (ayat 13).  Janji Allah itulah yang membuat Abraham mengambil keputusan untuk mengusir Hagar dan Ismael (ayat 14).

Sahabat, peristiwa pengusiran itu pasti menyakitkan bagi Hagar dan Ismael. Mungkin Hagar merasa dirinya adalah korban, bak peribahasa “habis manis, sepah dibuang”.  Perjalanan menjadi semakin berat karena mereka harus melintasi padang gurun. Hagar pun mulai putus asa ketika kehabisan air, bahkan membuang Ismael ke semak-semak (ayat 15). Allah turun tangan dengan mengutus malaikat-Nya untuk memberitakan bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar (ayat 18). Allah pulalah yang membuka mata Hagar sehingga dia dapat melihat sebuah sumur. Allah menyelamatkan mereka (ayat 19).

Kekuatan Abraham sebagai seorang ayah sangatlah terbatas. Ia tidak bisa selamanya menjadi ayah bagi Ismael. Ketika Hagar dan Ismael dikirimnya pergi, ia bahkan hanya bisa membekali mereka dengan bekal yang sangat terbatas (ayat 14), tetapi pemeliharaan Allah tak mengenal batas. Allah memelihara hidup Ismael, dalam pemenuhan janji-Nya kepada Abraham. Bukan cuma dengan pemeliharaan sesaat pada saat mereka kehabisan air di padang gurun, tetapi hingga ia menjadi pria dewasa bisa menafkahi dirinya sendiri serta berkeluarga  (ayat 20-21).

Sahabat, melalui bacaan kita pada hari ini,  kita melihat karakter Allah yang setia dan konsisten, tidak terbatasi oleh harapan dan kemauan manusia. Ia juga adalah Allah yang peduli dan memelihara umat-Nya. Bahkan di tengah keterbatasan dan kebandelan manusia,  Allah tetap teguh dengan janji dan rencana-Nya. Kepada Allah yang demikianlah kita beriman. Dan sebagai umat-Nya, kisah ini diberikan sebagai sebuah teladan untuk diikuti dan dijalani di hadapan-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Mengapa Abraham tetap mengasihi Ismael? (Ayat 11).
  2. Apa yang membuat Abraham terhibur walau dia harus mengusir Hagar dan Ismael? (Ayat 19).

Selamat sejenak merenung.  Ingatlah: Mari kita mengasihi bukan dengan memandang siapa mereka, tetapi dengan memandang Tuhan sebagai penciptanya. (pg).

Leave a Reply