Memahami SIAPA yang KITA SEMBAH
Ketika kita hidup di hadapan Tuhan yang adalah Raja tentu respons “sujud menyembah” adalah hal yang sangat alami. Namun saat kita bersikap terhadap Tuhan semata-mata sebagai sosok yang bisa kita mintai pertolongan kapan pun atau sebagai petugas “telepon 24 jam seperti 911 di Amerika”, maka respons yang muncul saat beribadah pun akan berbeda. Sahabat, memahami siapa yang kita sembah, sangat kita butuhkan, supaya kita dapat merespons Tuhan dengan benar.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Memahami SIAPA yang KITA SEMBAH”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 99:1-9 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, Memahami siapa yang kita sembah adalah hal penting. Itulah yang dirasakan Pemazmur dalam Mazmur 99. Pujian Pemazmur kepada Allah dilandasi oleh pengenalannya akan Tuhan.
Pemazmur menyebutkan sifat-sifat Allah sebagai Raja. Allah itu kudus. Nama-Nya besar dan dahsyat. Ia adalah Raja yang kuat dan mencintai hukum. Ia menjawab seruan umat-Nya. Ia mengampuni dan membalas perbuatan umat-Nya (ayat 3-8).
Semua sifat Allah yang sempurna mendorong Pemazmur untuk mengajak umat Israel dalam meninggikan nama-Nya dan sujud menyembah kepada-Nya. Pada akhirnya, semua seruan Pemazmur bermuara pada Allah sebagai Allah Yang Mahakudus. Sifat Allah yang kudus beberapa kali diulang oleh Pemazmur dalam mazmurnya.
Sahabat, Mazmur 99 mengingatkan kita bahwa DIA juga adalah Allah yang “Mahabesar … mengatasi segala bangsa” (ayat 2), bukan Allah yang cuma mengatasi berbagai masalah pribadi dalam kehidupan kita. Seberapa sering sifat Allah yang disebutkan itu kita sadari dalam kehidupan sehari-hari? Seberapa sering kita berjuang untuk menyatakan kekudusan, kekuatan, kebenaran, dan keadilan Allah melalui hidup kita?
Memang benar Allah itu pengampun, tetapi Allah tidak membiarkan perbuatan salah kita berlalu begitu saja. DIA mencintai hukum. DIA menegakkan kebenaran. DIA lah sang Raja. Kesadaran bahwa Tuhan adalah Raja yang berdaulat dan pemilik hidup kita seharusnya membawa ketaatan dengan kepastian dan jaminan penuh dari Allah sendiri. tanpa syarat bagi kita. Apalagi di dalam Kristus, Sang Raja yang sudah menang itu, kita dipelihara
Dengan menyadari itu maka kita akan meninggikan TUHAN dengan sujud menyembah-Nya di dalam setiap kehidupan kita. Menyembah-Nya di dalam setiap ibadah-ibadah harian kita menunjukkan bahwa kita sangat meninggikan TUHAN. Ibadah menjadi sarana kita meninggikan dan memuliakan-Nya. Tentu selain ibadah, kita juga harus meninggikan TUHAN melalui pola sikap dan laku kita di hadapan manusia dan terlebih di hadapan-Nya. Tingkah laku kita menjadi seperti TUHAN dengan mengasihi dan berbuat baik bagi semua orang. Karena itu, tinggikanlah TUHAN di setiap kehidupan kita.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami tentang sesungguhnya siapa Tuhanmu?
- Bagaimana Sahabat bersikap dan mengekspresikan memuji dan memuliakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati. (pg)