+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Orang Percaya: HIDUP dalam IMAN

Orang Percaya: HIDUP dalam IMAN

Wilma Rudolph dilahirkan 23 Juni  1940 di St Betlehem, Tennessee, Amerika.  Ia dilahirkan dengan polio dan pneumonia, serta pernah menderita demam scarlet saat masih muda. Semua penyakit itu berkontribusi pada pertumbuhan kakinya yang kurang sempurna.   “Apakah saya akan bisa berlari seperti anak-anak lain?” Wilma  bertanya pada ibunya. “Sayang, kamu harus percaya kepada Tuhan dan jangan pernah berhenti berharap. Jika kamu percaya, Tuhan akan membuatnya terjadi,” jawab ibunya.

Wilma percaya dengan jawaban ibunya dan sejak itu ia bersusah payah belajar berjalan. Pada usia 12 tahun ia bisa berjalan tanpa memerlukan penyangga kaki. Bahkan di tahun 1960, ia berhasil mendapatkan tiga medali emas untuk cabang olahraga lari di Olimpiade. Ia menyapu bersih gelar di lari 100 meter, 200 meter, dan estafet sprint. 


Iman adalah prinsip dasar kehidupan orang percaya. Hidup dalam  iman berarti memercayai siapa Allah itu, apa yang dikatakan-Nya, apa yang sudah dilakukan-Nya, dan apa yang akan dilakukan-Nya. Iman adalah inti kehidupan kita dari hari ke hari.

Untuk lebih memahami topik tentang: “Orang Percaya: HIDUP dalam IMAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 13:1-33. Sahabat, Pengintaian Israel atas Kanaan merupakan perintah Tuhan. Di sini Allah menyoroti aspek kepemimpinan dengan serius. Pengutusan diberikan dengan menyoroti rute dan keperluan penyelidikan Tanah Kanaan. Para pengintai Israel menjalankan tugasnya selama 40 hari. Mereka menemukan bukti hasil bumi berupa satu tandan buah anggur beserta delima dan ara dari lembah Eskol (ayat 17-24).

Meskipun Tanah Kanaan sangat menjanjikan, namun ada persoalan dan perselisihan internal dalam diri 12 pengintai. Di satu sisi, 10 pengintai berpikir logis bahwa bangsa Kanaan sulit ditaklukkan. Mereka merasa mustahil mengalahkan orang-orang Kanaan yang jauh lebih besar dalam strategi dan kekuatan perang untuk melindungi kota mereka. Tidak heran jika 10 pengintai Israel pesimis melihat kenyataan itu. Akibatnya, sebagian besar orang Israel termakan isu negatif yang diberitakan 10 pengintai (ayat 27-29; 31-33)

Di sisi lain, Kaleb dan Yosua melihat dari sisi iman. Berdasarkan pengalaman berjalan di padang gurun sampai di wilayah Kanaan, mereka melihat bahwa Allah selalu ikut berperang bersama mereka. Siapa pun lawan mereka, Allah sanggup memberikan kemenangan bagi mereka. Kaleb dan Yosua sangat optimis berkenaan dengan janji Allah (ayat 30).

Sebagaimana kita dahulu menerima Kristus dengan iman, maka kita seharusnya juga akan berjalan dalam iman dari hari ke hari. Berjalan dalam arti cara kita berperilaku dalam hidup sehari-hari.

Iman kita teruji dan semakin bertumbuh pada saat persoalan menghantam di tengah perjalanan hidup kita. Di tengah tekanan hidup yang mendera, kita pun diingatkan untuk tetap berdiri teguh, memercayai firman-Nya dan juga janji-janji-Nya.

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah secara singkat, apakah kamu tetap berjalan dalam iman kepada Allah sekalipun berbagai ujian menempa hidupmu? Apakah kamu percaya bahwa Allah sanggup melakukan sesuatu dalam hidupmu?  Selamat sejenak merenung. Ingatlah! Kita ditantang untuk memercayai Tuhan dan tidak meragukan firman-Nya. (pg)

Leave a Reply