+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN

Tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN

Seorang sahabat saya tanya, “Kapan terakhir  memuji Tuhan?” Dia menjawab:  “Pada saat mengikuti ibadah di hari Minggu kemarin.”  Artinya mungkin di luar jam-jam ibadah dia tidak pernah memuji Tuhan. 

Bagaimana dengan kita?  Mungkin sama, tidak secara rutin memuji Tuhan.  Itu ironis sekali!  Apakah kasih dan kebaikan Tuhan kepada kita itu hanya dinyatakan pada saat jam-jam ibadah saja?  Bukankah setiap saat, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, kita mengalami kasih dan kebaikan Tuhan? 

Jika saat ini kita masih bisa melihat matahari terbit, jika kita masih bisa menghirup udara segar dan bernafas, jika hari ini kita bisa melakukan aktivitas dengan tubuh yang sehat, mengantarkan anak-anak pergi ke sekolah, lalu kita bisa sampai ke kantor atau tempat kerja dengan selamat tanpa ada halangan, bukankah semuanya itu karena anugerah Tuhan?  Tuhan yang menolong, memelihara, dan menyertai kita. Maka sudah selayaknya  jika tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN.

Untuk dapat lebih memahami topik tentang: “Tetap MEMUJI TUHAN di tengah PERGUMULAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 57:1-12, dengan penekanan pada ayat 10-12.  Sahabat, Mazmur 57 ditulis pada  saat Daud sedang  bersembunyi dalam gua untuk menghindar dari kejaran Saul (ayat 1). Daud begitu terdesak hingga dengan sangat memohon belas kasihan dan perlindungan dari Allah. Ia seperti berada di tengah-tengah singa yang siap melumatnya dengan gigi tajamnya (ayat 2, 5). Ia seperti berada di tengah-tengah musuh yang memasang jaring perangkap pada setiap langkahnya (ayat 7).

Sahabat, dalam keadaan demikian, ia tetap percaya kepada Allah. Ia yakin Allah akan melindunginya seperti anak rajawali di bawah kepak sayap induknya (ayat 2). Ia tahu ketika berseru kepada Allah yang Maha Tinggi, Allah akan menyelesaikan perkaranya (ayat 3). Baginya, Allah begitu mulia hingga mengatasi langit dan bumi (ayat 6). Oleh karena itu, Daud tetap menyanyi bagi Tuhan. Ia bermazmur bagi nama-Nya dengan permainan gambus dan kecapi. Ia senantiasa bernyanyi bahkan sebelum fajar menyingsing (ayat 8-12).

Mengapa Daud tetap memuji Tuhan sekalipun keadaannya tidak baik? Alasannya, Daud telah memasrahkan dirinya kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mulia. Saat kita berada dalam keadaan di luar batas kemampuan, tidak ada jalan lain selain berserah kepada-Nya. Kita wajib memercayakan diri sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. Sebab, apa pun yang kita perbuat tidak akan berdampak apa-apa, malahan mungkin akan memperburuk. Kita harus membiarkan Tuhan bekerja dengan cara-Nya. Kita mengikuti ke mana Tuhan memimpin dan membawa kita. Dalam proses itu, kita sambil tetap bernyanyi,  memuji Dia karena ada kuasa dalam puji-pujian kepada Allah.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, bagikanlah pengalamanmu sendiri, apakah engkau tetap dapat bernyanyi memuji Tuhan di tengah pergumulan hidupmu yang menghimpit?

Selamat sejenak merenung. Sekarang mari kita berdoa, “Tuhan, ajar kami untuk tetap memuji-Mu, sekalipun pergumulan dan tantangan berat yang sedang kami alami dan hadapi.” (pg)

Leave a Reply