Susah dan Miskin namun KAYA
Kota Smirna, dekat Turki, di utara kota Efesus, adalah kota yang indah, kota perdagangan yang sangat kaya dan maju di zamannya. Di kota tersebut banyak dibangun kuil-kuil megah untuk penyembahan kepada sang kaisar. Kuil-kuil tersebut merupakan lambang kemajuan dan perkembangan kota Smirna yang juga merupakan kota pelabuhan yang sangat strategis. Sebagai kota perdagangan yang maju, Smirna sangat terkenal sebagai pengekspor minyak wangi.
Sahabat, nama Smirna berasal dari kata mur yaitu bahan pembuat minyak wangi, sedangkan kata mur sendiri berarti pahit rasanya. Itu sangat sesuai dengan keadaan jemaat Smirna yang saat itu mengalami hal-hal pahit karena penderitaan yang dialami, suatu kondisi yang berbanding terbalik dengan keadaan kota yang kaya dan sangat maju. Keadaan jemaat Smirna sangat memrihatinkan karena mereka hidup dalam keadaan susah dan miskin; bukan karena mereka malas bekerja, tetapi karena mendapat tekanan dari pemerintah setempat sebab mereka tidak mau menyembah kaisar.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Susah dan Miskin namun KAYA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari kitab Wahyu 2:8-11 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, meski berada dalam situasi yang sangat sulit karena kehilangan akses ekonomi, mereka tetap setia kepada Tuhan, kasihnya tidak berubah sedikit pun. Tuhan memuji, “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu-namun engkau kaya” (ayat 9).
Sahabat, kemiskinan dalam bahasa Yunani ptocheia (tidak memiliki apa pun). Secara materi mereka papa namun kaya dalam iman! Kondisi ini jauh berbeda dari jemaat Laodikia yang secara materi kaya namun secara rohani papa, buta dan telanjang (Wahyu 3:17).
Sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki umat-Nya hidup dalam kemiskinan karena rancangan-Nya adalah kehidupan yang berkelimpahan, namun jika Tuhan izinkan penderitaan itu terjadi berarti ada maksud dan rencana yang indah di balik semuanya itu!
Baik dalam kelimpahan atau kekurangan, kaya atau papa, biarlah kita tetap setia mengikut Tuhan sampai akhir. Jemaat Smirna menderita karena tidak kompromi dengan dosa, tidak mau menyembah berhala. Secara fisik papa, tetapi mereka kaya rohani, kaya di mata Tuhan, suatu kekayaan yang bersifat kekal, di mana ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:20).
Sebagaimana Yesus setia sampai mati di atas kayu salib, Dia mendorong orang percaya untuk setia sampai mati. Marilah kita terus melayani Tuhan sambil mengarahkan mata kita kepada Dia karena mahkota kehidupan ada di tangan-Nya.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Bagaimana kondisi jemaat Smirna saat itu? (Ayat 9)
- Penderitaan apa yang dialami oleh jemaat Smirna saat itu? (Ayat 9-10)
- Apa yang dipesankan Tuhan Yesus di ayat 10?
- Apa yang dijanjikan Tuhan Yesus di ayat 11?
Selamat sejenak merenung. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” (Lukas 9:25) (pg)