Ketika JIWA kita TERTEKAN
Hari-hari ini cukup banyak orang percaya yang mengalami tekanan jiwa sehingga mereka kehilangan sukacita dalam menjalani hidup. Tekanan itu dikarenakan adanya Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun.
Akibat adanya pandemi tersebut, muncul berbagai persoalan dan pergumulan yang tidak mudah dalam hal: Keuangan, hubungan keluarga, pekerjaan, sekolah/kuliah, bisnis, dan lain-lain yang membuat kepala pening, stres dan tidak tenang dalam menjalani hidup. Beban persoalan yang makin berat menindih, membuat pikiran semakin ruwet dan jiwa semakin tertekan.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Ketika JIWA kita TERTEKAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 43:1-5. Sahabat, tampaknya Pemazmur berada pada situasi yang tidak memungkinkan baginya beribadah kepada Allah. Ia berada di tempat yang jauh, yaitu di tempat di mana orang tidak mengenal Tuhan (ayat 2). Orang-orang di situ mencela kepercayaannya kepada Allah (ayat 1-2).
Untuk menguatkan hati, Pemazmur menyerukan kepada dirinya sendiri untuk berharap dan bersyukur kepada-Nya (ayat 5). Ia berharap bahwa Allah akan membawanya kembali pulang untuk beribadah kepada-Nya (ayat 3-4).
Tentu saja jiwa Pemazmur sangat tertekan. Nah, pada saat jiwa kita sedang tertekan. Apa yang harus kita lakukan?
Pertama, berharaplah pada TUHAN. Terkadang ALLAH memakai masalah-masalah untuk menarik kita lebih dekat, lebih mengerti dan mengetahui akan Diri-Nya. Pengalaman-pengalaman yang paling indah, intim dan mendalam adalah dalam masa-masa yang sulit, beban berat dan seolah ditinggalkan oleh-Nya.
Kedua, teruslah mengucap syukur untuk setiap peristiwa. Sikap dan respons atas pergumulan kita juga menyebabkan jiwa kita makin tertekan, jika kita makin membiarkan amarah, emosi, bersungut-sungut, protes, kecewa kepada TUHAN maka jiwa kita makin tertekan. Mengucap syukur adalah bukti bahwa kita bisa menerima dan memahami bahwa apapun yang terjadi adalah seizin TUHAN dan membawa kebaikan bagi kita. Masalah itu hanya bungkusnya saja dan di dalamnya ada kebaikan dan berkat TUHAN.
Ketiga, percaya mukjizat masih ada. Yakinkan dirimu dan percaya bahwa persoalan itu adalah cara TUHAN untuk memberikan mukjizat-Nya bagi kita. Apa pun penyebab masalah itu, percaya bahwa di dalamnya pekerjaan-pekerjaan ALLAH akan dinyatakan dalam hidup kita. Penuhi hati kita dengan kepercayaan akan janji Firman TUHAN yang merupakan kepastian jawaban dan dasar kebenaran bahwa TUHAN sanggup menolong dan melakukan mukjizat bagi kita. Mukjizat masih ada, buat apa jiwa kita tertekan? Percaya saja pada firman-Nya maka TUHAN YESUS akan melakukan perkara ajaib di tengah persoalan kita.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pengalamanmu, apa yang engkau lakukan ketika jiwamu tertekan? Selamat sejenak merenung. Yakinlah, ketika jiwa kita tertekan, hanya Allah yang dapat memberi kelegaan. (pg)