+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

BETAPA MULIA RAJA SEMESTA ALAM

BETAPA MULIA RAJA SEMESTA ALAM

Sahabat, salah satu lagu favorit saya yang terdapat di buku “Puji-Pujian Rohani 1” adalah lagu “Betapa Mulia-Mu” (PPR 1 no. 171). Syair lagu tersebut berbunyi: Oh Tuhanku bila ku terpesona, Merenungkan ciptaan-Mu semua, Kusaksikan bintang guruh angkasa, Tanda kebesaran-Mu di dunia. Aku memuji kebesaran-Mu, Juruslamat, Penebusku.

Syair lagu tersebut menggambarkan kekaguman penulis kepada Allah ketika melihat karya ciptaan-Nya. Ia begitu kagum akan kebesaran Tuhan sehingga tidak tahan untuk tidak memuji-Nya. Syair dengan judul asli “O store Gud” ini ditulis oleh Carl Gustaf Boberg (1859-1940)

Untuk lebih memahami topik tentang: “BETAPA MULIA RAJA SEMESTA ALAM”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 29:1-11. Sahabat, dalam Mazmur 29, Daud mengawalinya dengan seruan kepada segenap penghuni surgawi (mungkin yang dimaksud adalah segenap bangsa Israel sebagai anak-anak Allah) untuk memuji dan sujud menyembah TUHAN. Mengapa? Sebab TUHAN adalah Allah semesta alam.

Daud memberikan gambaran betapa besarnya kuasa TUHAN. Suara-Nya mampu mengatasi segala air, baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah (ayat 3). Suara TUHAN penuh kuasa dan kekuatan (ayat 4). Suara-Nya mampu mematahkan pohon aras Libanon yang ukurannya sangat besar itu (ayat 5). Suara TUHAN menggetarkan gunung-gunung. Suara TUHAN itu seperti kilat yang menyambar dan menggetarkan padang gurun Kadesh dan sebagainya. Di bagian akhir Daud menutup mazmurnya dengan pengakuan bahwa TUHAN adalah Raja dan permohonan berkat kepada segenap umat-Nya.

Carl dan Daud adalah dua penyair yang beda zaman. Akan tetapi mereka memiiki satu kesamaan, yaitu keduanya mengagumi Tuhan ketika melihat karya dan kedahsyatan-Nya atas ciptaan. Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kekaguman kita berhenti sampai pada keindahan ciptaan-Nya  saja? Ataukah kita mampu mengarahkan rasa hormat dan kekaguman kita kepada Sang Pencipta?

Ketika kita mengakui bahwa Tuhan adalah Raja semesta alam, maka sikap hormat dan kagum kita tunjukkan dengan hidup bersahabat terhadap alam dengan cara tidak mengeksploitasi alam.

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, apakah  mungkin bagi kita untuk berjalan dalam damai-Nya meski badai hidup mengamuk di sekitar kita? (Ayat 10-11 dan Yesaya 54:10). O, terpujilah Tuhan dan syukur kepada Allah, Tuhan Yesus telah menguatkan kita!  (pg).

Leave a Reply