+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

UNIK: Kekuasaan dan Kemurahan

UNIK: Kekuasaan dan Kemurahan

Sahabat, salah satu sifat manusia adalah kagum akan hal-hal yang unik, yang khas, yang khusus, yang spesial. Sesuatu yang unik akan bernilai lebih, dan keunikan itu kita sematkan pada sesuatu yang tidak ada bandingannya. Pernahkah kita merenungkan seberapa unik Allah kita?

Untuk lebih memahami topik tentang “Unik: Kekuasaan dan Kemurahan”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 147:1-20. Mazmur haleluya yang kedua ini unik karena disusun menjadi tiga bagian (Ayat 1-6; 7-11; 12-20) yang masing-masing bisa berdiri sendiri. Lebih unik lagi, mazmur ini menyatu dengan tema kekuasaan dan kemurahan Tuhan atas Yerusalem (ayat 2, 12) dan atas seluruh alam ciptaan-Nya (ayat 4, 8-9, 15-18).

Bagian pertama, pujian kepada Tuhan dikumandangkan karena Dialah yang telah membangun kembali Yerusalem serta mengumpulkan umat-Nya yang telah tercerai berai oleh karena pembuangan. Segala sakit hati umat yang tertindas oleh musuh telah dihapus (ayat 3), sebaliknya para musuh sudah dikalahkan (ayat 6). Di tengah bagian ini (ayat 4), pujian diarahkan pada karya penciptaan-Nya. Penggabungan dua motif ini mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Sang Penebus Israel tidak lain ialah Sang Khalik alam semesta, Dialah satu-satunya Allah yang mengatasi segala ilah lain yang disembah bangsa-bangsa!

Bagian kedua, fokus pada karya Allah sebagai pemberi hidup bagi segala makhluk (ayat 8-9), termasuk manusia (ayat 10). Terutama kepada manusia, yang diciptakan unik karena bisa merespons karya-Nya secara pribadi, Allah menghendaki kesetiaan dan kebersandaran penuh (ayat 11).

Bagian ketiga, kembali pada motif pertama yaitu karya-Nya atas pemulihan Yerusalem pasca pembuangan. Kali ini motif penciptaan terutama diarahkan pada pemeliharaan-Nya. Sang Penebus ialah Sang Pemelihara umat-Nya. Kalau alam ciptaan, dipelihara-Nya, terlebih lagi manusia. Kita diingatkan ajaran Yesus agar tidak khawatir akan sandang-pangan-papan karena burung dan bunga pun dipelihara-Nya (Matius 6:25-34).

Allah yang kita sembah di dalam Alkitab adalah Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia ini (Yesaya 46:5). Maka, memuliakan Allah adalah sikap dan tindakan yang seharusnya muncul secara alami dari dalam diri kita.

Pemazmur menegaskan bahwa semua tindakan Allah dikerjakan semata-mata oleh kedaulatan-Nya, tanpa meminta nasihat dari ciptaan-Nya. Maka, satu-satunya respons yang tepat adalah: “Haleluya!” (ayat 1, 20). Pujian inilah yang mengawali dan mengakhiri Mazmur 147.

Sahabat, temukanlah keunikan Allah yang kita sembah melalui pembacaan dan perenungan kita pada hari ini. Semoga Sahabat sudah menemukannya dan berkenan untuk menuliskannya secara singkat serta membagikannya. Tuhan memberkati. (pg)

Leave a Reply