+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

KEPUASAN selalu minta DIPENUHI

KEPUASAN selalu minta DIPENUHI

Billy Graham berkata, “Jika sikap seseorang benar terhadap uang, maka hal itu dapat menolong dia untuk memiliki sikap yang benar di setiap area dalam hidupnya.”

Sahabat, penelitian dengan cermat membuktikan, orang dengan penghasilan sedikit tidak merasa puas; namun ketika penghasilannya lebih banyak ia tetap tidak puas. Mengapa? Sebab tuntutannya pun bertambah, begitu pun pengeluarannya. Sementara tingkat kepuasannya sama saja: Tetap belum puas. Kepuasan itu layaknya orang bergerak di atas putaran alas treadmill, meski kecepatan meningkat, pun tak ada gerak maju. Tetap saja di situ.

Untuk lebih memahami topik tentang, “Kepuasan selalu minta dipenuhi”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Pengkhotbah 5:9-18. Pengkhotbah juga dengan jeli mengamati, dalam kehidupan manusia yang namanya kepuasan atau kesenangan selalu minta dipenuhi, tak kenal henti. Kekayaan bukan jawaban. Sia-sia saja menjadikannya jalan pemenuhan kepuasan.

Orang yang memiliki banyak uang sampai kapan pun tidak akan pernah puas dengan uang yang dimilikinya.  Begitu pula orang kaya, tidak pernah puas akan kekayaannya.  Seringkali kita menganggap bahwa ada hubungan erat antara kepuasan dengan jumlah uang atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.  Kita mengira jika orang mempunyai uang dalam jumlah besar ia akan merasa puas dan berbahagia. 

Sahabat, ketika seseorang mendapatkan gaji 1 juta rupiah/bulan, ia berpikir bahwa hidupnya akan lebih dari cukup dan berbahagia jika gajinya 3 juta rupiah/bulan.  Anggapan ini kelihatannya benar, tapi ketika ia mendapatkan gaji 3 juta rupiah/bulan ia merasakan bahwa masih banyak hal yang belum bisa dipenuhi dengan gajinya tersebut.  Kita selalu merasa masih kurang dan tidak pernah merasa cukup.

Ingatlah! Rasa puas dan cukup tidak datang dari uang, melainkan dari relasi kita dengan Tuhan. Uang itu hamba yang baik, tapi tuan yang jahat sekali. Kita harus waspada pada ilusi kesenangan, yang mengajarkan kepada kita bahwa cara untuk menjadi puas adalah dengan mendapatkan lebih. Itu tipuan, bahkan jebakan!

Sahabat, berdasarkan hasil dari perenunganmu pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Kekayaan bukan jawaban. Sia-sia saja menjadikannya jalan pemenuhan kepuasan, mengapa? (Ayat 10 – 13, dan 16)
  2. Apa yang menjadi kunci kita dapat menikmati kebahagiaan? (Ayat 11-a, dan 17-18)
  3. Kebenaran apa yang senantiasa perlu kita ingat dalam hiduip ini? (Ayat 14)

Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)  

Leave a Reply