Maukah SAHABAT dan SAYA BERSYUKUR?
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita memiliki Tuhan yang bergitu setia. Sahabat, sebagai komunitas orang percaya, bersyukur adalah hal yang lazim kita lakukan. Seringkali syukur kita lebih berorientasi pada berkat atau kesenangan. Bila dalam keadaan yang sesak, sulit, terjepit, dan gagal, biasanya sulit bagi kita untuk bersyukur. Mungkin karena kita berpikir, “Apa yang mau disyukuri di tengah kondisi sulit seperti saat ini?”
Sahabat, Mazmur 30:1-13 yang menjadi bacaan refleksi kita pada hari ini ditulis oleh Daud, seorang yang menulis sejumlah ratapan paling memilukan di dalam Alkitab. Dalam Mazmur 30 kita tahu bahwa Daud pernah mengalami penyakit berat yang hampir merenggut nyawanya. Tetapi di saat yang sama, mazmur ini juga mengungkapkan rasa syukur Daud karena TUHAN telah menyembuhkannya. Itu sebabnya Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberikan judul untuk Mazmur 30: “Nyanyian syukur karena selamat dari bahaya.”
Daud sadar betul siapa yang telah menyembuhkannya. Karena itu, ia membangun komitmen dalam dirinya untuk memuji TUHAN dan juga mengajak umat-Nya menaikkan nyanyian pujian bagi TUHAN (ayat 4). Seorang raja yang paling berkuasa tidak berdaya tatkala penyakit datang menyerangnya. Namun, TUHAN telah menjadi penolong yang menyembuhkan.
Selain itu, Mazmur 30 merupakan mazmur perayaan, yang juga melihat ke masa lalu dengan rasa kagum dan syukur atas pemulihan Allah yang luar biasa: Yang sakit telah disembuhkan, yang terancam nyawanya telah diselamatkan, yang merasakan hukuman Allah telah menikmati kemurahan-Nya, dan yang berdukacita telah diubah menjadi bersukacita (ayat 3, 4 dan 12).
Sahabat, memang Mazmur 30 sangat kental dengan ucapan syukur Daud kepada Tuhan. Ayat 2: “Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, …” Ayat 5: “Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, … persembahkanlah syukur…” Ayat 13: “ … jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu … aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.”
Mengapa Daud bersyukur kepada Tuhan? Pertama, karena meski hidupnya susah, tetapi Tuhan setia (ayat 2-4). Kesetiaan Tuhan dirasakan oleh Daud di tengah kesusahannya karena musuh-musuhnya, dalam kesesakannya, dan dalam dukacitanya. Kedua, karena meski sesaat Tuhan murka, tetapi seumur hidup Tuhan murah hati (ayat 6). Daud tahu rasanya dimurkai Tuhan karena dosanya, tetapi bagi Daud murka itu tidaklah sebanding dengan kemurahan hati yang telah Tuhan nyatakan di dalam hidupnya. Ia telah menyaksikan bahwa murka Tuhan itu hanya sesaat, dibandingkan kemurahan Tuhan di sepanjang umurnya.
Selanjutnya ketiga, karena meski pernah sombong, tetapi Tuhan mau menolong (ayat 7-12). Dalam kesenangannya, Daud pernah jatuh dalam dosa kesombongan. Ia berpikir bahwa dengan kekuatannya, ia tidak akan goyah. Namun Tuhan menegur kesombongannya dan menyadarkan Daud bahwa kekuatannya adalah karena pertolongan Tuhan semata. Karena Tuhanlah yang mengubah ratapnya menjadi tarian, perkabungannya menjadi sukacita.
Ingatlah! Sahabat, dalam kesusahan, dalam keberdosaan, dan dalam kesakitannya, Daud tetap dapat menemukan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Hari ini, masih bisakah Sahabat dan saya menemukan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan, meski di tengah Pandemi Covid -19 yang kembali merebak ke mana-mana? Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. (pg).
Shalom …Selamat pagi dan selamat jumpa Pak Paul dan para Sahabat pendukung Kristus.
Salam sehat penuh semangat dan sukacita di dalam Kristus.
Puji Tuhan ??, kabar baik , Tuhan masih memberi kesempatan utk menikmati Firman Tuhan di setiap pagi.
Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg mengajarkan kita untuk selalu bersyukur seperti raja Daud di dalam kondisi apapun juga.
Mari kita selalu berharap kepada Tuhan , karena hanya Allah yg sanggup untuk menyembuhkan , memberi kekuatan iman serta meluputkan kita daru jerat mara bahaya…..Immamnuel.
Tuhan Yesus Memberkati kita semua….Selamat beraktivitas dengan selalu bersyukur.