PELAYAN dari SEMUANYA
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga kita sehat-sehat dan menjadi orang hebat. Sesungguhnya bukan hanya kota Semarang yang hebat. Saudara dan saya dapat menjadi orang hebat karena setiap orang dapat melayani Tuhan dan sesamanya.
Oswald Sanders (Penulis dan negarawan asal Selandia Baru) berkata, “Kita menjadi orang yang hebat bukan dengan cara merendahkan orang lain, melainkan kita merendahkan diri sendiri, saat kita melayani orang lain.”
Saudara, di zaman ketika perdagangan budak masih legal. Jika seorang budak sudah dibeli oleh seseorang, maka budak tersebut tidak lagi mempunyai hak atas hidupnya sendiri, melainkan beralih menjadi milik sepenuhnya dari orang atau tuan yang membelinya. Karena itu seorang budak (hamba) tidak mempunyai hak untuk menolak atau membantah setiap perintah tuannya.
Sesungguhnya setiap orang percaya diharapkan menjadi hamba-hamba Tuhan! Yesus bersabda, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Markus 9:35)
Saudara, berbicara tentang hamba, Kristus adalah teladan utama dalam hal ketaatan. Coba kita hayati pernyataan Rasul Paulus berikut, “… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:6-8). Jika Kristus tidak taat dan tidak memiliki ketaatan hati hamba, maka pengampunan dosa dan keselamatan kepada manusia tidak akan pernah terjadi.
Oh ya, ada suatu tradisi atau adat bangsa Yahudi yang dapat kita jadikan pelajaran yang baik dan berharga. Biasanya seorang hamba dalam keluarga harus membasuh kaki para tamu tuannya.
Pantaskah jika tugas membasuh kaki dilakukan oleh seorang raja? Seorang raja biasanya hanya duduk di atas singgasana, memerintah rakyatnya dan dilayani para hamba. Adalah mustahil raja mau turun melakukan pekerjaan yang layak dilakukan oleh seorang hamba (budak), apalagi sampai membasuh kaki seseorang. Tetapi itulah yang dilakukan oleh Yesus, Raja di atas segala raja, Putera Tunggal Allah.
Mari kita perhatikan dengan saksama cerita dari Rasul Yohanes, “Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.” (Yohanes 13:4-5).
Ingatlah! Yesus sebagai Tuhan dan Guru Agung telah mewariskan teladan hidup dalam ketaatan dan kerendahan hati. Mari kita sebagai murid-murid-Nya mengikuti teladan Sang Guru, menjadi murid yang taat dan rendah hati, serta mau melayani seorang kepada yang lain. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Better days are coming. (pg).