+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Merayakan Kesetiaan Allah

Merayakan Kesetiaan Allah

Mengapa kesetian Allah sangat penting dalam kehidupan ini?

            Kesetiaan Allah memang benar. Itu sudah terbukti banyak kali. Alkitab sendiri mengungkapkan, Allah itu setia. Firman-Nya itu benar adanya bahwa Ia setia kepada umat-Nya (bdng. Ulangan 7:9; 2 Tesalonika 3:3; 1 Korintus 10:13).

            Bacaan Alkitab kita dalam Mazmur 100:1-2 berkata, “Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!”

            Sang pemazmur mengingatkan “seluruh bumi” (ayat 1) untuk datang ke hadapan Tuhan (bdng. Mazmur 5). Seluruh bumi juga diminta untuk “bersorak-sorak bagi Tuhan”. Mengapa demikian? Karena bangsa-bangsa harus mengenali siapakah Tuhan itu. Ia adalah Yahweh (Tuhan), yang oleh anugerah dan berkat Tuhan umat-Nya (kamu dan aku) ada.

Di sini, bangsa-bangsa juga diajak untuk menyanyikan pujian dan menyembah Tuhan (bdng. Yesaya 56:6-7). Ajakan ini merupakan sebuah undangan cuma-cuma. 

Mazmur 100:3 berbunyi, “Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya”.

Kata imperatif “ketahuilah” menunjuk pada pengakuan (bndg. Ulangan 4:39; Yesaya 43:10). Bangsa-bangsa mengakui-Nya sebagai Tuhan perjanjian, hanya Allah yang benar. Di samping itu, bangsa-bangsa juga mengakui ketergantungan mereka pada Allah, yakni  “Dialah yang menjadikan kita”.

Selanjutnya ayat 4 berkata, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!”

Ayat ini menekankan perbuatan penyembahan bersama. Orang-orang datang dengan ucapan syukur  dan pujian. Ucapan syukur dan pujian harus berjalan seiring, karena Allah menyatakan diri-Nya baik dalam kesempurnaan dan perbuatan-Nya (bndg. Mazmur 139:1; Yeremiah 33:11).

Lebih jauh lagi ayat 5 berbunyi, “Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun”.

Tuhan itu baik, penuh kasih (bhs. Ibrani, hesed), dan kesetiaan (emunah). Inilah tiga elemen utama dalam ayat 5. Ia tetap setia kepada umat-Nya, sebab Ia telah berjanji untuk melakukannya kepada Saudara dan saya (Mazmur 25:8-10).

Tuhan itu setia dalam memenuhi janji-janji-Nya dan menunjukkan campur tangan-Nya dalam kehidupan ini. Marilah kita merayakan kesetiaan Allah  dalam kehidupan kita masing-masing, supaya kita mengenali  bahwa Ia tetap setia dan selalu bersama kita. (Petrus E. Handoyo/pg).

******

Leave a Reply