+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Menjadi KACA atau BAJA

Menjadi KACA atau BAJA

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh sukacita. Sesungguhnya sakit itu mengingatkan kita bahwa ada yang tidak beres dengan tubuh kita. Ada anggota tubuh kita yang kurang berfungsi dengan semestinya. Orang bijak mengingatkan kita, “Rasa sakit yang Anda rasakan hari ini, akan menjadi kekuatan yang Anda rasakan besok.”

Muhammad Ali (Petinju legendaris asal Amerika) berkata, “Saya tidak menghitung sit-up saya; saya baru menghitungnya ketika mulai sakit, karena hanya ketika mulai sakit itulah yang penting (berarti).”

Saudara, ada pepatah lama yang mengatakan,  “Palu menghancurkan kaca, palu membentuk baja.”  Apa maknanya?  Kaca memiliki sifat mudah sekali retak, pecah dan hancur apabila terkena benturan.  Sedangkan baja itu kuat, kokoh dan tidak mudah pecah.  Pepatah ini berbicara tentang reaksi seseorang terhadap masalah. 

Apakah kita bersifat seperti kaca yang rentan terhadap masalah, sehingga mudah sekali kita kecewa, hancur, putus asa, marah, tersinggung, sakit hati, frustasi, mengasihani diri sendiri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain?  Sedikit benturan saja sudah lebih dari cukup untuk menghempaskan sukacita kita.

Sebagai orang percaya seharusnya kita memiliki sikap seperti baja yang berkarakter kuat dan tangguh.  Seseorang yang bermental baja akan selalu berpikiran positif, optimis dan tetap bisa mengucap syukur meski berada dalam tekanan dan himpitan.  Ia bisa mengambil sebuah pelajaran berharga dari setiap masalah yang terjadi.  Masalah baginya adalah sebuah proses yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh, “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”  (Mazmur 126:5)
 

Kita tahu bahwa sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang berguna bagi kehidupan manusia setelah terlebih dahulu dibentuk dan ditempa dengan palu.  Memang setiap pukulan terasa menyakitkan dan terkadang kita harus bercucuran air mata dan berdarah-darah,  namun semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita. 

Sesungguhnya, masalah merupakan salah satu cara yang dipakai Tuhan untuk membentuk, memproses, memurnikan dan menguji kualitas iman dan pribadi kita.  “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28). 

Karena itu jangan pernah lari dari masalah, namun hadapilah masalah dengan iman.  Belajarlah dari pengalaman Daud!  Ia tidak gentar sedikit pun ketika harus berhadapan dengan Goliat, bahkan dengan penuh iman berkata,  “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.”  (1 Samuel 17:45).

Ingatlah! Jadilah orang percaya yang bermental baja, yang tetap kuat meski diterpa berbagai masalah! Orang bijak mengingatkan, “Kekuatan adalah hasil dari pergumulan. Jika tidak ada rasa sakit, tidak ada keuntungan.” Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Better days are coming. (pg).

Leave a Reply