SUKACITA kunci KEBERHASILAN
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Ada cukup banyak orang yang berpendapat bahwa keberhasilan itu kunci sukacita. Bukan! Justru terbalik! SUKACITA itu kunci keberhasilan.
Saat ini banyak orang yang hidupnya dikuasai oleh kekhawatiran, “Apa jadinya jika pandemi Covid – 19 terus berlanjut? Dunia benar-benar digoncang oleh kehadiran virus Corona. Keadaan dunia semakin serba tidak menentu dan penuh goncangan-goncangan di segala aspek. Tentu saja jika kita dikuasai oleh kekhawatiran, maka sukacita akan menjauh dari kita. Kekhawatiran adalah pencuri sukacita terbesar!
Saudara, Rasul Paulus memberi nasihat, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6). Sesungguhnya Paulus mempunyai 1001 alasan untuk khawatir dan tidak bersukacita, karena pada saat itu ia sedang berada di dalam penjara, menunggu eksekusi hukuman mati. Selain itu ia mendengar kabar bahwa di gereja Efesus terjadi perpecahan di antara para pemimpin rohaninya. Kesemuanya itu berpotensi membuatnya tidak bersukacita, tetapi ia justru dapat berkata, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4).
Apa rahasia, ketika Paulus dalam kondisi sangat memprihatinkan tetap mampu bersukacita? Sesungguhnya bersukacita atau tetap khawatir adalah sebuah pilihan, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” (Amsal 23:7). Paulus akhirnya memilih untuk tidak mau dikuasai oleh kekhawatiran karena ia tahu bahwa kekhawatiran bukan hanya akan mematahkan semangat di dalam dirinya, tetapi juga akan menguras energinya.
Bukankah hati yang dipenuhi dengan kekhawatiran akan memicu munculnya berbagai penyakit? Kekhawatiran benar-benar hanya akan menarik kita ke arah berlawanan, menjauh dari sasaran yang hendak kita tuju sehingga fokus kita pun terpecah-belah. Itulah sebabnya Paulus tidak mau dikuasai oleh kekhawatiran. Ia tidak ingin kekhawatiran menggerogoti hidupnya.
Ingatlah! Roy T. Bennet (penulis buku “The Light in the Heart”) berkata, “Jangan buang-buang waktu kita dengan kemarahan, kekecewaan, kekhawatiran, dan dendam. Hidup ini terlalu pendek jika kita luangkan untuk hal-hal yang tidak membuat kita bahagia.” Karena itu bersukacita! Sukacita berbicara tentang kedamaian dan kesukaan di dalam hati oleh karena Tuhan, sumber sukacita itu sendiri, “…di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (Mazmur 16:11). GBU & Fam. Better days asre coming. (pg)