+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

MENGUASAI atau DIKUASAI

MENGUASAI atau DIKUASAI

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Sesungguhnya hidup itu pilihan. Apakah kita memilih mau dikuasai kemalasan, atau sebaliknya kita memilih mau menguasai kemalasan. Pilihan ada di tangan kita.

Anwar Sadat (Politikus dan mantan Presiden Mesir) berkata, “Kesuksesan nyata adalah kesuksesan dengan diri sendiri. Bukan dalam memiliki hal-hal, tetapi dalam memiliki penguasaan, memiliki kemenangan atas diri sendiri.”

Saudara, barangkali kita sering mendengar pernyataan seorang atlet yang sedang bertanding di sebuah kejuaraan olahraga bahwa musuh terberat yang sesungguhnya bukanlah  lawan tandingnya, tetapi  menaklukkan diri sendiri.  Membuang semua ketegangan, keragu-raguan, membangun rasa percaya diri atau optimisme saat bertanding ternyata bukanlah perkara mudah!  Dengan kata lain ketidakmampuan dalam hal penguasaan diri seringkali menjadi faktor non teknis yang menjadi penyebab kegagalan  seorang atlet meraih prestasi.

Ternyata Rasul Paulus memiliki pengalaman yang sama bagaimana beratnya menguasai diri sendiri,  “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.”  (Roma 7:15).  Ungkapan Paulus ini mengindikasikan bahwa dalam tabiat sebagai  manusia lama  ia tak dapat menguasai dirinya sendiri, namun setelah mengalami perjumpaan dengan Kristus dan hidup sebagai  manusia baru  di dalam Dia, yang dikatakannya pun menjadi sangat berbeda.  “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”  (Galatia 2:19-20). 

Sesungguhnya kemampuan Paulus dalam hal penguasaan diri ini bukan berasal dari kekuatannya sendiri, melainkan karena pertolongan Roh Kudus dan kerelaannya untuk dipimpin Roh Kudus,  “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”  (2 Timotius 1:7).

Ketika seseorang hidup dalam pimpinan Roh Kudus ia tidak akan menuruti keinginan dagingnya.  Itulah sebabnya raja Salomo memberikan apresiasi kepada orang yang mampu menguasai diri, katanya,  “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”  (Amsal 16:32).

Ingatlah! Jika kita mampu menguasai diri kita sendiri, maka kita akan mempunyai kemampuan untuk menguasai banyak hal. Lao Tzu berkata: “Menguasai orang lain adalah kekuatan (strength). Menguasai diri sendiri adalah kekuasaan (power) yang sejati.” Sedangkan bagi Rasul Paulus memiliki penguasaan diri berarti:  “Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,”  (2 Korintus 10:5b). GBU & Fam. Better days are coming. (pg).

Leave a Reply