+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Mendengar SUARA Tuhan

Mendengar SUARA Tuhan

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Ketika kita bersaat teduh, jangan hanya kita yang berbicara kepada Tuhan, tapi berilah ruang di hati kita agar Allah Roh Kudus mendapat kesempatan dan tempat untuk berbicara kepada kita. Kita perlu terus melatih telinga hati kita untuk semakin peka mendengar  suara Tuhan.

Aiden Wilson Tozer (penulis asal Amerika) berkata bahwa tragedi yang paling buruk di dunia adalah: Kita mengizinkan hati kita mengecil sampai tidak ada ruangan lagi kecuali hanya untuk diri kita sendiri.


Nama Samuel berasal dari bahasa Ibrani yang berarti  “Tuhan mendengar”.  Itu merupakan ekspresi sukacita Hana karena Tuhan mengerti pergumulannya dan mengabulkan doanya.  “Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: ‘Aku telah memintanya dari pada TUHAN.'”  (1 Samuel 1:20).  Samuel merupakan jawaban doa Hana yang terus-menerus dinaikkan kepada Tuhan di tengah kepedihan hatinya yang mendalam. 


Samuel memulai pelayanannya sejak masih kecil sesuai janji ibunya untuk menyerahkan anaknya ke dalam pengasuhan imam Eli.  “Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.”  (1 Samuel 1:28). 

Sejak itulah Samuel berada di lingkungan pastori dan belajar melayani Tuhan di bawah bimbingan imam Eli.  Setiap hari Samuel muda dibimbing imam Eli untuk tugas sucinya dan dilatih belajar mendengarkan suara Tuhan. 

Karena keterbatasan pengetahuannya, pada awalnya Samuel tidak mengenal suara yang berbicara kepadanya.  Alkitab mencatat bahwa Tuhan memanggil Samuel sebanyak tiga kali namun ia belum menanggapinya karena belum mengenali suara Tuhan.  Imam Eli terus membimbing dan mengajari Samuel bagaimana melatih kepekaan mendengar suara Tuhan.  “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.”  (1 Samuel 3:9).  Ketika Tuhan memanggil Samuel lagi untuk ketiga kalinya ia pun menjawab:  “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”(1 Samuel 3:10b).

Seiring berjalannya waktu  “… Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.”  (1 Samuel 3:19).  Akhirnya Tuhan memercayakan tanggung jawab pelayanan yang lebih besar kepada Samuel karena ia memiliki kepekaan mendengar suara Tuhan.

Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin rohani menggantikan imam Eli dengan otoritas dari Tuhan, Samuel berhasil mempersatukan bangsa Israel yang tercerai-berai karena terpukul oleh bangsa Filistin  (1 Samuel 7:3).  Keberhasilan pelayanan Samuel adalah dampak dari kepekaannya dalam mendengar suara Tuhan. 

Ingatlah! Jangan biarkan suara hiruk pikuk dari sekeliling kita menghalangi kita untuk mendengar suara Tuhan. Sesungguhnya dengan terus berlatih mendengarkan suara Tuhan, kita dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. GBU & Fam. Better days are coming. (pg).

Leave a Reply