Ketaatan
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Mungkin hampir setiap hari kita berdoa agar kita diberi anugerah kesehatan dan keselamatan. Ada bagian yang perlu kita lakukan agar kita dapat sehat dan selamat, khususnya dalam memasuki masa “New Normal” yaitu menaati dan menjalankan “protokol” yang ditetapkan oleh WHO dan pemerintah Indonesia.
Pdt. Stephen Tong berkata, “Mungkinkah manusia mengenal kehendak Allah? … Allah tidak akan menyatakan pimpinan kehendak-Nya kepada mereka yang tidak berniat taat. Jikalau Saudara tidak berniat untuk taat kepada Tuhan … Dia tidak akan memberitahukan kepada Saudara apa yang harus Saudara jalankan. Di dalam Allah, ada anugerah yang diberikan secara cuma-cuma, tetapi tidak dijual murah”.
Sesungguhnya ketaatan adalah hal terpenting dalam kehidupan orang percaya dan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi untuk kita mengalami pertumbuhan rohani dan mencapai kedewasaan penuh, bahkan bagi Tuhan Yesus sendiri: “…Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,” (Ibrani 5:8), dan “…dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8).
Kalau bapa yang ada di dunia ini saja menginginkan setiap anaknya untuk taat terhadap apa saja yang diperintahkannya, apalagi Bapa yang ada di surga, Ia sangat mengharapkan anak-anak-Nya hidup di dalam ketaatan, bukan hidup menurut kemauannya sendiri atau seenaknya sendiri.
Ketika Tuhan Yesus berada di dunia sebagai Anak, Ia memberikan teladan kepada kita tentang bagaimana Ia taat melakukan kehendak Bapa, oleh karena itu “…Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11). Kristus adalah teladan utama dalam ketaatan!
Begitu pula bila kita baca di dalam Perjanjian Lama, Abraham begitu taat kepada Allah ketika ia harus mempersembahkan anak satu-satunya yaitu Ishak, sebagai korban persembahan. Dalam hal ini, ketaatan Abraham benar-benar telah teruji. Tuhan berfirman: “Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” (Kejadian 22:16-18). Memang tidak mudah untuk hidup taat, tapi hal itu bukan alasan untuk kita tidak mau belajar melakukannya.
Ingatlah! Tuhan yang berdaulat di surga dan di bumi, Dia memiliki otoritas untuk menuntut ketaatan dari manusia, dan Dia minta dengan tegas agar kita mentaati-Nya. “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,” (1 Petrus 1:14). GBU & Fam. Better days are coming (pg)