KESUKSESAN Milik Siapa?
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Semoga kita menjadi orang yang rajin bangun pagi dan bersaat teduh. Menyediakan waktu secara khusus untuk mendengar suara Tuhan dan berbicara kepada Tuhan. Thomas Alva Edison (Penemu lampu pijar dan pendiri General Electric) berkata bahwa sukses adalah milik mereka yang rajin dan giat bekerja.
William A. Ward (Motivator asal Amerika) memberikan resep bagaimana menjadi sukses: “Kunci kesuksesan adalah rajin belajar pada saat orang lain sedang tidur, rajin bekerja pada saat orang lain sedang bermalas-malasan, memersiapkan diri pada waktu orang lain bermain-main, dan memiliki mimpi di saat orang lain memiliki keinginan.”
Prinsip yang perlu kita pegang, untuk menjadi orang yang sukses, ada harga yang harus dibayar yaitu berani keluar dari zona nyaman, mau bekerja lebih keras dari kebanyakan orang, serta memergunakan waktu yang ada sebaik mungkin.
Saudara, ketika Tuhan menempatkan manusia pertama, Adam dan Hawa di taman Eden, Tuhan memberikan perintah kepada mereka untuk bekerja, bukan untuk bermalas-malasan, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2:15).
Jadi, perintah untuk bekerja sudah diberikan Tuhan sebelum manusia jatuh dalam dosa. Dengan kata lain bekerja bukanlah sebagai akibat manusia jatuh dalam dosa, sebab “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17). Jika Tuhan saja tetap bekerja, masakan kita sebagai anak-anak-Nya hanya mau berpangku tangan?
Pesan firman Tuhan hari ini, “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” (Pengkotbah 9:10). Kalimat kerjakanlah itu sekuat tenaga artinya harus dikerjakan dengan rajin, bersungguh-sungguh, dan tidak dengan setengah hati. Mengapa kita harus bekerja dengan rajin? Karena kerajinan adalah salah satu modal untuk meraih kesuksesan, sebab “Tangan orang rajin memegang kekuasaan,” (Amsal 12:24).
Maka tidak heran kalau penulis Amsal pun memeringatkan kita untuk tidak malu belajar dan mencontoh kehidupan semut, yang termasuk salah satu binatang terkecil di bumi, “…tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,” (Amsal 30:24-25).
Ingatlah! Anda ingin jadi orang yang berhasil? Berikut salah satu resepnya, “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” (Amsal 10:4). Better days are coming. (pg)