Seperti Burung yang Tertangkap dalam Jerat
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Senin malam, 27 Juli 2020 ketika kami baru saja selesai makan malam, kami menerima kabar duka bahwa Giona dan Joel (Dua orang cucu bapak dan ibu Andreas Christanday) wafat karena musibah terseret ombak di Bali. Semula kami sempat tidak percaya dengan berita tersebut. Akhirnya setelah diyakinkan melalui berita tertullis berikut fotonya, kami tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam.
Saudara, kematian seringkali menjadi sebuah berita yang menakutkan dan juga momok yang sangat mengerikan bagi semua orang. Itulah sebabnya tak seorang pun yang antusias, bahkan sebaliknya, merasa enggan dan berusaha menghindarkan diri memperbincangkan hal tersebut.
Berdukacita atas meninggalnya seseorang adalah hal yang sangat manusiawi.
Kematian seseorang juga mendatangkan dukacita yang sangat mendalam bagi sanak-saudara yang ditinggalkan. Di mana ada kematian di situ pasti ada uraian air mata sebagai tanda kesedihan. Sungguh, kematian dan air mata adalah dua hal yang tak terpisahkan.
Maka andaikata kita diminta untuk memilih antara kematian dan kehidupan, pasti kita akan memilih kehidupan. Namun berita buruknya, tak seorang pun dari kita yang bisa menghindarkan diri dari kematian, artinya cepat atau lambat semua orang pasti akan mengalami kematian; dan kematian itu tidak mengenal status, usia dan juga pangkat. “…tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian.” (Pengkotbah 8:8).
Kematian adalah sesuatu yang menakutkan dan mengerikan bagi orang-orang di luar Tuhan. Tetapi bagi orang percaya kematian adalah sesuatu yang membahagiakan. Bagaimana bisa? Ada tertulis, “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” (Wahyu 14:13)
Kematian justru memberi kesempatan kepada orang percaya untuk beristirahat dengan tenang, terbebas dari segala problematika hidup, tidak ada lagi air mata. Dalam kematiannya orang percaya sesungguhnya sedang menunggu untuk dibangkitkan dan diangkat pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kalinya: “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.” (1 Tesalonika 4:16-18).
Ingatlah! Sebelum waktu itu tiba, adalah bijak bagi kita untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin supaya hal itu tidak menjadi jerat. “Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.” (Pengkhotbah 9:12). GBU & Fam. (pg).