Punya Hati Untuk Indonesia
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Mari kita terus menjaga pola makan dan pola hidup kita sehingga kesehatan dan kebugaran tubuh kita dapat terus terjaga di saat pandemi seperti saat ini.
Seseorang yang menangis kerap dinilai sebagai sosok yang cengeng dan lemah. Laki-laki merupakan kalangan yang sering mendapat cap tersebut saat menangis. Sementara, perempuan lebih dianggap wajar saat mengungkapkan perasaan dengan menangis. Saya yakin hampir semua orang pernah menangis, Tuhan Yesus saja ketika Ia hidup di dunia juga pernah menangis.
Menangis merupakan hasil ungkapan perasaan seseorang saat merasa sedih, terharu, atau bahagia. Ada banyak faktor yang membuat seseorang menangis dan biasanya orang menangis untuk hal-hal yang berhubungan langsung dengan diri sendiri, seperti: menangis karena menderita sakit, menangis karena ada saudara atau kerabatnya yang meninggal dunia, menangis karena tertimpa musibah atau bencana, menangis karena diputus oleh kekasih, menangis karena gagal dalam ujian, menangis karena terkena PHK, menangis karena sudah mendapatkan teman hidup dan sebagainya.
Berbeda dengan tangisan karena kepedihan hati yang dirasakan oleh Nehemia, “Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,” (Nehemia 1:4). Nehemia menangis karena mendengar berita tentang Yerusalem dan penduduknya yang sedang tertimpa kesusahan besar.
Nama Nehemia berarti menyenangkan Tuhan. Di mana Nehemia saat itu? Ia tinggal jauh dari Yerusalem karena menjadi salah seorang yang diangkut ke pembuangan di Babel, tapi pada waktu itu ia hidup nyaman dengan jabatan sebagai juru minuman raja pada masa pemerintahan Artahsasta, raja Persia.
Begitu mendengar apa yang menimpa bangsanya, hati Nehemia terasa teriris-iris, ia pun menangisi bangsanya. Pernahkah kita menangis ketika melihat dan mendengar begitu banyak masalah menimpa bangsa Indonesia yang kita cintai? Khususnya ketika yang terinfeksi Covid – 19 di Indonesia setiap hari terus bertambah?
Belajar dari Nehemia kita diajar punya hati yang terbeban bagi bangsa. Kita diminta lebih peka melihat dan mendengar perkembangan yang terjadi di negara kita. Mari kita saling bergandengan tangan, sehati sepikir, berdoa kepada Tuhan untuk kesejahteraan negeri tercinta Indonesia, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Yeremia 29:7)
Ketika Nehemia berdoa untuk Yerusalem, doanya pun dikabulkan oleh Tuhan! Oleh karena campur tangan Tuhan tembok Yerusalem dapat dibangun dan kota Yerusalem dipulihkan kembali. Bila orang percaya berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk bangsa Indonesia, seburuk apa pun keadaannya, Tuhan sanggup memulihkan.
Ingatlah! Di tengah pergumulan hidup yang berat saat ini, tetaplah tekun dan setia, pertolongan Tuhan pasti akan dinyatakan tepat pada waktu-Nya. “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14). GBU & Fam. (pg).