Iman = Dari Yang Tidak Ada Menjadi Ada
Saya mulai bergabung dan bekerjasama dengan Christopherus sejak tahun 1974, saat itu masih berkantor di jalan Pringgading Dalam 2 Semarang. hingga sekarang. Pada tahun delapan puluhan Christopherus selalu mendapat jadwal di berbagai gereja, khususnya di GGKMI pada setiap Minggu ketiga. Di suatu hari Minggu di tahun 1981, saya mendapat tugas menyampaikan Firman Tuhan di Jepara, dalam persekutuan para medis yang dikoordinir oleh dr. Pariyani. Saya diantar oleh seorang pengusaha tetapi sangat aktif di Christopherus, bapak Adi Sutjipta, yang sekarang sudah menjadi pendeta. Beliau yang menghantar saya dan ikut mendengarkan Firman Tuhan yang saya sampaikan.
Dalam perjalanan pulang menuju Semarang, beliau menyatakan: terkena Firman Tuhan dan tergerak untuk membantu Gereja yang saya layani, waktu itu kami masih kontrak rumah kecil di jalan Wonodri Krajan 687, supaya tidak terus kontrak.
Demikianlah akhirnya kami mendapat sebidang tanah di jalan Wonodri Kebon Dalam ! A yang selanjutnya dapat dibangun gedung gereja yang mungil sekarang ini. Gedung tersebut dibangun tanpa kami menggalang dana dengan menjalankan les. Tetapi Tuhan menggerakkan orang-orang untuk menjadi donatur. Jadi GPSI di jalan Wonodri Kebon dalem 1A itu merupakan saksi bisu bahwa Firman Tuhan adalah Firman Pencipta yang menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada “Firman itu telah kami dengar, telah kami lihat, dan telah kami saksikan serta telah kami raba dengan tangan kami” (1Yoh. 1:1). Itulah salah satu kesaksian dan pengalaman saya di Christopherus.
Kesan:
Salah satu kesan mendalam yang tak terlupakan adalah pada satu ketika di tahun 1979 dengan peralatan yang sederhana kami, satu tim melawat ke kota Salatiga di STM Kristen. Bapak Lawalata dengan dua potong bambu (15 cm) di antara jari-jemarinya memuji Tuhan dengan bunyi yang uniek, telah menarik perhatian dan menjadi berkat. Ternyata dengan mengumpulkan orang-orang dari berbagai denominasi dengan potensi dan peralatan yang sederhana, Christopherus sudah menjadi berkat di mana-mana. Karena kasih yang mula-mula yang membara di sanubari, dikobarkan oleh Roh Kudus menggairahkan kami.
Pesan:
Kini Christopherus telah berkembang pesat, dengan fasilitas dan sarana yang jauh lebih memadai dan canggih. “bagikan biji sesawi, kini telah menjadi pohon” saya sangat bangga dan mengagumi kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada Christopherus. Pesan saya: Semoga Christopherus semakin maju dan berkembang; tetapi biarlah tetap kecil dalam arti setia dengan yang sederhana, biarlah segala kebanggaan, kehormatan dan puji-pujian dipersembahkan kepada Tuhan saja yang berhak dan yang layak menerimanya. Amin. Tuhan memberkati! (pg)
Semarang, 20 Maret 2007
Pdt. Timotheus S. Sarpo
(Sudah terlibat dalam pelayanan dan kepengurusan Yayasan Christopherus sejak
1974)
Catatan:Kesaksian ini disampaikan dalam Perayaan HUT ke-35 Yayasan Christopherus pada tahun 2007.
