KISAH SI ULAT BULU

Di sebuah taman yang indah, banyak sekali bunga yang tumbuh dan mekar. Di sana ada serumpun mawar yang sangat indah. Setiap orang yang datang ke taman itu selalu memuji keindahan bunga-bunga mawar itu yang juga menebarkan aroma wangi.
Suatu hari, ada seekor ulat bulu yang berjalan-jalan di taman bunga itu. Ia begitu kagum pada keindahan taman bunga itu. Ia sangat gembira ketika tiba di dekat rumpun mawar itu. Ia kagum melihat mawar yang sangat indah itu.
Ulat itu berjalan mendekati mawar-mawar itu, tiba-tiba: ‘Hai siapa itu?’ seru salah satu mawar terkejut. ‘Aku…. aku ulat bulu’. ‘Hi… ulat bulu! Apa yang kau lakukan di sini? Jangan mendekat, nanti aku dan kami gatal semua!’ ‘Maaf ya, tapi aku hanya ingin mengagumi keindahan dan keharumanmu sebentar saja’, jawab ulat bulu. Dengan kepala tertunduk dan sangat sedih, ulat bulu pergi karena ditolak oleh sekuntum mawar itu.
Beberapa minggu berlalu, musim semi tiba, bunga-bunga pun mulai bermekaran, memamerkan keindahan kelopak dan liukan tangkainya yang tertiup angin sepoi-sepoi. Mereka berlomba memenuhi udara dengan keharuman. Para kumbang dan kupu-kupu beterbangan dengan sayap yang begitu indah. Semua bunga jatuh cinta kepada kupu-kupu itu dan berusaha menyapanya. Tak ketinggalan rumpun bunga mawar di taman itu. ‘Hai lihat, indah sekali sayapnya! Seperti pelangi yang melambai-lambai’ kata salah satu bunga mawar itu.
Para mawar pun berusaha menarik perhatian sang kupu-kupu bak kontes kecantikan, agar kupu-kupu berkenan singgah sebentar di mahkotanya. Kupu-kupu itu menjadi sangat bangga karena menjadi rebutan para mawar nan cantik jelita.
‘Mawar yang indah, bolehkah aku singgah sesaat di mahkotamu dan mengagumi kelopakmu yang begitu indah?’ kata kupu-kupu itu dengan santun. ‘Ya, tentu, tentu, ah betapa senangnya’. ‘Ingatkah kalian pada ulat bulu yang beberapa waktu lalu datang mengagumi keindahan kalian?’ Aih, ya, dia membuat kami geli dan jijik. ‘Tapi, jangan takut dia telah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali lagi’.
‘Tidak tahukah kalian bahwa ulat bulu itu sekarang sedang berada di taman ini? Dia sedang mengagumi keindahan kalian, akulah si ulat bulu itu. Sekarang aku adalah seekor kupu-kupu, Tuhan Maha Besar!’ jawab kupu-kupu sambil terbang meninggalkan rumpun bunga mawar tersebut.
Pesan rohani buat kita: Kita tidak boleh menilai orang lain dari penampilannya saja, apalagi menghakiminya. Apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Orang buruk rupanya belum tentu buruk hatinya.
Siapapun kita, apapun keadaan kita, Tuhan Yesus Kristus memandang kita berharga di mataNYA, itulah kata nabi Yesaya (43:4a (TB)): “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau”.
Sudahkah kesaksian hidup kita menebarkan keharuman iman kita? Jesus Christ bless you (sp).